Keberadaan Batu Dewa Krishna yang mematahkan tentang teori gravitasi di India memang tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan traveler hingga ilmuwan. Batu yang berada di lahan miring namun tidak menggelinding dan tetap seimbang adalah suatu hal yang ajaib dan tidak masuk akal. Nah fenomena serupa ternyata bisa ditemui di Indonesia. Penasaran?
Baca juga : Tikungan Cinta Boyolali, Tawarkan Bunga Matahari Sampai Spot Selfie
Berbicara tentang wisata Magelang tentu tak lepas dari pesona Candi Borobudur yang megah. candi ini memang menjadi ikon tak hanya wisata Magelang namun juga Indonesia. Namun tahukah Anda jika ada hal ajaib yang terletak sekitar 3 kilometer dari candi tersebut? Terdapat sebuah batu ajaib layaknya Batu Dewa Krishna di India, namanya adalah Watu Kendil.
Watu Kendil bisa ditemukan di kawasan Bukit Menoreh, Desa Candi Rejo, Kecamatan Borobudur. Dalam bahasa Jawa, Watu berarti batu dan Kendil adalah periuk atau alat tradisional untuk menanak nasi. Penamaan ini terkait dari bentuk batu yang menyerupai alat tradisional untuk menanak nasi.
Batu ini berada di lereng bukit dengan posisi terbalik alias bentuk batu besar berada di atas dan akan semakin mengecil di bagian bawah layaknya piramida terbalik. Ajaibnya, alih-alih batu ini jatuh dan menggelinding ke bawah lereng yang terjadi malah sebaliknya. Batu tetap kokoh dan seimbang pada posisinya meski orang berusaha mendorongnya.
Fenomena alam serupa juga bisa dijumpai di kota kecil bernama Mahabalipuram, India. Di sana batu seperti ini dinamakan dengan Batu Dewa Krishna. Sayang ketenaran Watu Kendil ini masih kalah dengan Borobudur, padahal menurut warga keberadaan batu ini erat kaitannya dengan candi di mana mereka percaya jika Watu Kendil ini adalah bekas periuk untuk para pekerja yang membangun candi.
Bagi yang penasaran bisa datang langsung ke lokasi situs. Cuma akses menuju ke lokasi belumlah mulus, traveler harus naik andong dan turun di depan kantor Kepala Desa Candi rejo. Setelah itu barulah melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menyusuri bukit selama 30 menit sebelum akhirnya sampai di lokasi. Next