Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Kota ini juga pernah menjadi Ibu Kota Indonesia Pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tahun 1948 dengan Syafrudin Prawiranegara sebagai presidennya.
Baca juga : Mashumaru, Museum Terapung Jepang di Atas Kapal Sungguhan!
Banyak tokoh pendiri Republik Indonesia yang lahir di kota ini, salah satunya adalah sang proklamator Mohammad Hatta atau yang dikenal juga sebagai Bung Hatta.
Bung Hatta Lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil meninggal ketika Bung Hatta berusia delapan bulan. Dari Ibunya, Bung Hatta memiliki enam saudara perempuan dan belia adalah anak laki-laki satu-satunya.
Sewaktu kecil Bung Hatta di besarkan di lingkungan keluarga ibunya, Saleha. Beliau belajar mengaji dan memperdalam ilmu agama di Surau Inyiak Syech Jamil Jambek di Kampung Tangah Sawah Bukittinggi. Beliau tumbuh menjadi pemuda ya taat beragama dan cinta akan kebenaran.
Bung Hatta mulai mengenyam pendidikan pendidikan formal disekolah rakyat, namun ia dipindahkan ke ELS ( Europeesche Legenr School) yang merupakan Sekolah Dasar di masa kolonial Belanda di Indonesia.
Memasuki rumah kelahiran Bung Hatta sentuhan interior Belanda Kuno sangat kental ketika memasuki ruang tamu rumah ini. Ditambah lagi dengan prabotan-prabotan klasik yang masih terawat. Dibagian dinding banyak dipenuhi foto-foto Bung Hatta… Baik foto bersama keluarga hingga naskah proklamasi..
Saalah satu foto yang berada didinding adalah, foto beliau bersama sang istri,Rahmi Rachim ketika menikah. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai tiga orang anak yaitu : Meutia Farida, Gemala Rabi”a dan Halidah Nuriah Memasuki kamar pertama, ada kamar berukuran kecil dengan jendela yang mengarah kejalan membuat kamar ini tampak begitu nyaman dan adem. Dibawah jendela ada tedapat sepasang meja dan kursi, tampaknya kamar ini sangat cocok untuk pemuda yang sedang menimba ilmu ya..
Lanjut Ke kamar kedua, ini merupakan kamar dari salah satu paman Bung Hatta. Rumah ini terdapat 6 kamar dengan kamar utama yang berada di lantai dua. Desain dari masing masing kamar hampir sama dengan kamar Paman Saleh ini. Memasuki area ruang makan yang berada di belakang ada sebuah tangga yang menjadi akses untuk ke lantai dua. Dapur dan ruang makan berada terpisah namun bedekatan.
Desain tangga sangat menggambarkan rumah dengan gaya belanda. Di lantai atas terdapat ruang keluarga beserta dua kamar, dengan balkon rumah yang menghadap ke jalan. Ditambah sebuah kursi goyang menambah kesan klasik dan kental dengan gaya Eropa.
Memasuki kamar utama rumah ini,ya kamar dimana sang proklamator lahir. Kamar yang berukuran cukup besar. Dengan dua jendela yang satu menghadap kejalan dan yang satu berada disamping tepat disebelah tempat tidur tua ini.
Terdapat sebuah keranjang disudut kamar. Sangat klasik, membuat saya betah berlama-lama di tempat ini. Kembali turun kebawah, dihalaman belakang terdapat kapuak(lumbung padi) tempat menyimpan segala jenis pangan seperti padi.
Untuk berjalan-jalan disekitar pekarangan rumah, para tamu disediakan berupa sendal jaman dulu, kalau saya dirumah biasa menyebutnya sendal teklek.. Cukup seru berkunjung ketempat bersejarah seperti ini, apalagi dengan disediakannya sendal seperti ini membuat kita lebih merasakan suasana tempo dulu. Meski suara sendal yang bersahutan membuat sedikit ribut, tetapi itu adalah salah satu keseruaan menggunakannya.
Di sekitar pekarangan terdapat beberapa jenis tanaman, salah satunya anggrek. Bunga ini menambah keindahan tempat ini semakin berlipat-lipat. Mungkin sedikit berlebihan, namun itulah yang saya rasakan hehe. Di halaman belakang juga terdapat beberapa kandang kuda beserta kereta bugi
Keretanya masih bagus ya.. dengan perawatan yang rutin membuat semua barang-barang yang ada disini masih bagus-bagus. Tak hanya kereta yang masih bagus, bahkan sepeda peninggalan Bung Hatta pun masih terlihat bagus
Barang-barang disini tidak boleh diduduki atau bahkan di gunakan ya.. Itulah yang membuatnya masih bagus hingga sekarang.
Begitu lah sekiranya sedikit gambaran dari rumah kelahiran sang proklamator. Jika ingin berkunjung, anda bisa datang langsung ke sini. Lokasinya berada di Jalan Soekarno-Hatta No 37 Bukittinggi, Sumatera Barat. Tempat ini dibuka setiap hari, mulai dari pukul 08:00-16:00 WIB. Sesampai disana kalian akan diberi buku panduan dan guide yang sudah lama mengurus tempat ini. Next