Kabupaten terbesar di Jawa Timur ini tiap tahunnya memiliki agenda wajib yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Banyuwangi Festival, atau sering disebut Bfest 2020 ini baru saja dilaunching tanggal 8 Januari 2020 oleh Bupati Banyuwangi di Kantor Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Baca juga : Jenang di Solo, Sarapan atau Makan Siang Ringan yang Enaknya Bikin Melongo
Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, festival tahun 2020 akan ditambahkan 30 ajang baru di selama perhelatannya. Yang menjadi fokus adalah event kuliner. Jumlahnya memang diperbanyak dan diadakan hampir di setiap bulan guna memperkenalkan makanan khas Banyuwangi kepada wisatawan.
1. Pecel Pitik Kemiren
Makanan yang biasanya hanya dihidangkan saat selamatan desa di Suku Using ini akan dimunculkan saat festival kuliner di Bfest 2020. Pecel pitik ini merupakan makanan dengan bahan utama ayam kampung yang dibakar di perapian dengan keahlian khusus. Bumbu yang di gunakan pun sangat sederhana yaitu, kemiri, cabai rawit, terasi, daun jeruk dan gula. Untuk memisahkan ayam dengan tulangnyapun harus menggunakan tangan, dan kemudian dipotong kecil-kecil, lalu diberikan air kelapa dan juga parutan kelapa muda yang sudah dibumbui.
Dari cerita Suku Using, jika memasak makanan ini dilarang banyak bicara, harus diam dan banyak berdoa. Di zaman dulu, perempuan yang memasak harus dalam keadaan suci, tidak boleh saat sedang menstruasi. Karena di kalangan masyarakat Suku Using, Pecel Pitik memiliki arti “diucel-ucel perkara hang apik”, yang artinya dilumuri dengan berbagai perkara yang baik.
2. Sego Tempong
Atau juga disebut ‘nasi tempong’ merupakan makanan asli Banyuwangi. Makanan yang disajikan dengan berbagai lauk gurih, sayuran rebus dan di siram dengan sambal segar khas ini diminati banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Sego Tempong yang awalnya merupakan makanan bekal ke sawah, saat ini menjadi menu wajib yang ada di setiap hotel di kota ujung timur Jawa itu. Makanan ini disebut sebagai dapat mempresentasikan seluruh indra pengecap dalam satu piring, manis, asam, asin juga pedas yang menampar ala Banyuwangian. Juga dipercaya sebagai sajian rakyat yang dihidangkan untuk mensyukuri kekayaan hasil alam di kota dengan banyak pantai indah tersebut.
3. Ayam Kesrut
Saat dibukanya perkebunan di Banyuwangi pertamakali pada tahun 1870-an, banyak pendatang masuk dan membawa beragam kulinernya yang kemudian terjadi akulturasi, bukan hanya budaya tapi juga makanan. Sehingga di Banyuwangi memiliki banyak sekali ragam kuliner. Ditahun 1950-an makanan ini mulai terkenal sebagai kuliner golongan kelas menengah.
Ayam Kesrut ini dibuat dengan bahan utama atam muda yang harus berjenis kelamin jantan. Jika dilihat-lihat, potongan ayam yang digunakan di makan segar berkuah ini selalu menggunakan bagian yang banyak tulangnya, seperti ceker, sayap dan punggung, hal ini terjadi karena dipengaruhi era penjajahan Jepang.
4. Geseng Bangsong Singojuruh
Makanan yang memakai bahan utama entok atau itik ini merupakan makanan dari golongan kelas atas yang disajikan untuk raja atau hanya saat hari besar Islam. Geseng Bangsong yang sudah sangat langkah ditemukan ini telah menjadi tradisi turun-temurun yang kini dilestarikan oleh warga sekitar daerah Singojuruh Banyuwangi.
Makanan langkah ini memiliki cita rasa asam-pedas dan aroma pupus wadung yang segar. Bahan yang digunakannya pun tidak sulit ditemukan yakni cabai rawit, cabai besar, kunyit, kemiri, terasi, gula pasir, garam dan minyak goreng. Hanya saja ada satu bahan yang tidak biasa dimasukkan dalam pembuatan masakan ini, yaitu pupus daun wadung yang hanya bisa ditemukan di Dusun Wijenan Kidul, Banyuwangi.
Jika Teman Traveler ingin datang ke Banyuwangi Festival 2020 ini, jangan lupa mencoba makanan khas Banyuwangi diatas ya. Jangan lupa juga catat tanggal festival yang ingin dikunjungi, karena banyak sekali event baru dalam acara tahunan Banyuwangi ini. Next