Bersantap sambil ditemani atmosfer persawahan tentu bakal jadi pengalaman kuliner yang beda. Buat Teman Traveler yang sedang wisata di Bali dan mendambakan sensasi makan dalam nuansa syahdu, bisa coba mampir ke Bijaku Restaurant. Tak sekedar hadirkan atmosfer unik, resto ini juga simpan banyak cerita menarik. Yuk, kita simak bersama.
Baca juga : Vandalisme Kata “Depok” di Gua Hira, Mengotori Situs Bersejarah dan Bikin Malu Orang Indonesia
Berada di Desa Sayan, Ubud
Bijaku berada di area persawahan Desa Sayan, Ubud. Mereka biasanya buka mulai pukul 09.00 hingga 20.00. Tempatnya masih jarang diketahui wisatawan. Selain itu, lingkungan sekitarnya juga nampak sangat asri. Benar-benar sebuah pemandangan yang jarang ditemukan di daerah perkotaan.
Nama Bijaku sendiri tidak sembarangan dipilih. Terinspirasi dari kata ‘bija’, beras yang biasa digunakan umat Hindhu untuk dikenakan di bagian kening setelah sembahyang.
Bisa Request Makanan
Uniknya di Bijaku pelanggan bisa memesan sajian yang tak ada di menu lho. Contohnya saja sajian mujair nyat nyat yang saya pesan kala berkunjung ke sini. Menu regulernya sendiri terdiri dari aneka sajian khas Nusantara seperti sate, nasi goreng, mie goreng, ayam asam manis, dan masih banyak lagi.
Sementara untuk minuman, menu yang ditawarkan juga beragam tergantung musim. Salah satunya jus mangga yang saya pesan. Namun tenang saja, ada juga menu yang selalu ada seperti kelapa muda, teh, kopi, dan lainnya.
Soal harga, masakan di sini bisa dibilang cukup merakyat. Tidak seperti kebanyakan restoran lain di Ubud yang mematok harga tinggi.
Milik Desa Sayan
Beda dari restoran pada umumnya, Bijaku ternyata dimiliki oleh Desa Sayan lho. Statusnya adalah Bumdes atau badan usaha milik desa. Tujuannya agar perekonomian masyarakat sekitar bisa lebih mandiri.
Desa Sayan sendiri memang tengah melebarkan sayap untuk menjadi salah satu tujuan wisata. Salah satu upaya yang mereka lakukan adalah mendirikan resto dengan konsep sawah seperti Bijaku.
Lahir Berkat Peran Anak Muda
Pengembangan wisata di Desa Sayan tak terlepas dari peran para pemuda. Salah satu yang sempat saya temui adalah Ni Made Gandhi Sanjiwani. Sebelumnya Gandhi sempat menimba ilmu pariwisata di UGM, sebelum akhirnya kembali dengan misi mengangkat popularitas kampung halamannya.
Beliau mengatakan ingin berkontribusi langsung dan menerapkan ilmunya pada Desa Sayan. Ia merasa ada banyak hal menarik yang masih bisa digali untuk kemudian dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Spot Foto Cantik
Salah satu bentuk keseriusan masyarakat Desa Sayan dalam mengembangkan destinasi wisata adalah menghadirkan beberapa spot foto menarik. Seperti sawah berbentuk hati yang bisa Teman Traveler temukan di dekat Bijaku. Bagaimana, tertarik berfoto di sini?
Itulah sedikit ulasan mengenai Bijaku Restaurant, tempat makan yang tawarkan suasana persawahan nan syahdu. Jika Teman Traveler sedang menjelajah wisata Bali, jangan lupa mampir ke sini ya. Next