Bagi saya, Bali seperti rumah yang nyaman dan memanggil untuk ditinggali berkali-kali. Mengunjungi tempat baru memang menyenangkan, tapi menjelajahi Bali hingga habis rasanya lebih menantang. Kali ini, saya berkunjung ke Blanco Museum, Ubud.
Baca juga : 5 Mie Ayam Goreng di Jogja Berlumur Bumbu, Lezatnya Bikin Susah Lupa
Lokasinya ada di atas bukit, menyuguhkan pemandangan cantik Ubud yang penuh dengan hijau di mana-mana. Secara singkat, Blanco museum adalah sebuah museum yang dibangun untuk menyimpan lukisan-lukisan hasil goresan kuas Antonio Blanco. Seniman dengan gaya Renaissance ini jatuh cinta pada Pulau Dewata, dan menetap di sana. Menikah dengan gadis Bali, hingga menutup usia dan berpindah agama. Pertama kali menginjakkan kaki ke Blanco Museum, saya hampir menangis saking bahagianya.
Terdapat sebuah taman penuh tanaman, rumput hijau dan bangku-bangku untuk bersantai apalagi kala siang. Ada juga cafe dan gelato booth, sungguh nyaman! Sebagai manusia yang di kehidupan sebelumnya mungkin adalah kelinci, saya merasa seperti di surga. Bangunan museumnya juga artistik, berasa di Prancis era Renaissance. Tangga melingkar, tone warna pastel, lukisan-lukisan yang menggunakan palet warna kalem. Ah, boleh tidak saya pindah rumah ke Blanco Museum? 🙂
Harga tiket masuknya terjangkau, hanya 30 ribu rupiah. Di dalam area Blanco Museum ada beberapa binatang yang dilepaskan. Anjing, ayam, burung dan masih banyak lagi. Angin semilir menemani perjalanan saya dari awal hingga akhir, bahkan saat naik ke rooftop museum, terlihat pemandangan luas, dan upacara Ngaben di bukit dekat Museum.
Datanglah ke Blanco Museum pagi hingga sore hari, semua waktu tepat untuk mengunjunginya. Pagi hari terasa segar, siang hari begitu cerah, sore hari hangat dengan sentuhan matahari terbenam. Ubud memang jauh dari pantai, tapi liburan tidak selalu tentang deburan ombak bukan? Ketenangan menikmati hasil karya seni sang masterpiece, taman yang cantik dan fauna berlarian semuanya juga tak kalah menarik.
Usai dari Blanco Museum, jangan keburu pulang dulu. Pusat kota Ubud punya banyak kuliner lezat, apalagi Gelatonya. Lalu ada ricefield, Ubud Monkey Forest, dan jangan lupakan pura-pura yang bertebaran di sana. I ever said, someday when i die, i wanna life forever in heaven like that. Like Ubud 🙂
Blanco Renaissance Museum
Address: Jl. Raya Penestanan, Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571, Indonesia
Open: 9am-5pm
Ticket: IDR 30.000,-/person Next