in ,

Jelajah Lima Coban Malang Dalam Sehari, Yuk Simak Serunya!

Menyibak Keindahan Lima Coban di Malang

Mengunjungi Coban Malang
Mengunjungi Coban Malang (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Berbicara tentang coban atau air terjun, banyak orang bilang butuh waktu lama untuk menempuhnya. Siapa bilang? Teman Traveler bisa menikmati indahnya lima coban Malang dalam waktu lima jam saja, lho.

Baca juga : 5 Surga ini Cocok Jadi Destinasi Halal di Indonesia

Lima coban yang dimaksud terletak di Desa Ngadirejo, sekitar 25 km arah timur Malang. Untuk menuju sana, kita bisa menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Area Coban Jahe menjadi titik awal atau pintu masuk. Tiket masuknya Rp10.000 plus parkir Rp5.000. 

Yuk, simak lima coban Malang yang bisa membawa kita pada petualangan menakjubkan. Beberapa juga punya nama dan cerita unik lho.  

1. Coban Susuh

Coban Susuh (dok.pri)
Coban Susuh (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Dari Coban Jahe menuju Coban Susuh membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Untuk menuju ke sana kita harus melewati kebun penduduk sekitar. Awalnya jalan masih datar saja, tapi semakin lama akan terasa menanjak begitu sampai di wilayah hutan. 

Coban Susuh ada di sekitar hutan wilayah Ngadirejo. Dari cerita yang berkembang, kawasan ini kabarnya sempat jadi persembunyian penduduk dan pejuang kala melawan penjajah. Dalam Bahasa Jawa, Susuh berarti tempat tinggal sementara. Inilah mengapa orang menyebut air terjun dekat sini sebagai Coban Susuh. 

Debit air di Coban Susuh lumayan besar. Airnya juga sangat bening. Di kedua sisi terdapat tebing cukup tinggi. Kelihatan juga akar pohon panjang dan berlumut. Fenomena alam unik ini menjadi salah satu spot untuk pengunjung bernarsis ria. 

2. Coban Kodok

Coban Kodok (dok.pri)
Coban Kodok (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Dari Coban Susuh menuju Coban Kodok kita harus berjalan melewati hutan. Namun perjalanannya hanya membutuhkan waktu 30 menit. Selain itu, wajib pula menyusuri jalan sepanjang sungai.

Coban Kodok secara fisik lebih tinggi dari Coban Susuh. Airnya deras sehingga membuat percikan seperti air hujan. Saking derasnya, bagian bawah coban seperti berkabut. 

Mengapa disebut Cobam Kodok? Konon menurut seorang warga yang juga menjadi guide, Maul, air terjun ini punya sejarah tersendiri. Dulu saat jaman perang banyak kodok yang hidup di sekitar coban. Binatang tersebut menjadi santapan para pejuang dan tentara yang bersembunyi dari kejaran tentara Belanda. Itulah mengapa air terjun ini dinamakan Coban Kodok. 

3. Coban Sari

Coban Sari (dok.pri)
Coban Sari (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Coban Sari adalah titik pertemuan antara Coban Susuh dan Coban Kodok. Airnya jernih dan memiliki permukaan tanah di sekitarnya lebih datar dibanding dua coban sebelumnya. Tingginya kurang lebih delapan meter. Butuh sekitar 60 menit dari Coban Kodok untuk menuju ke sini.

Karena area di sekitar coban cukup nyaman untuk beristirahat, penduduk setempat menyebutnya Coban Sari. Di sini pengunjung juga bisa menghabiskan waktu lebih lama untuk melaksanakan sholat maupun makan siang. 

4. Coban Tangkil

Komunitas Explore Wisata Malang berlatar Coban Tangkil (dok.pri)
Berfoto di depan Coban Tangkil (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Menuju Coban Tangkil, kita harus melewati dataran tinggi dan jalan menurun. Menyusuri jalan setapak di tengah perkebunan kopi hutan yang ditanam oleh penduduk. Jaraknya lumayan jauh dari Coban Sari, memakan waktu sekitar 90 menit. 

Bagi orang Jawa, Tangkil adalah sebutan untuk cangkul berukuran kecil. Lantas mengapa air terjun ini dinamakan Coban Tangkil? Menurut penduduk sekitar, konon dulu di sekitar coban pernah ditemukan sebuah peti lumayan besar. 

Peti tersebut lantas dibuka penduduk dan ternyata berisi beberapa cangkul kecil. Entah milik siapa, tidak ada yang mengetahuinya. Berdasarkan cerita tersebut akhirnya muncul nama Coban Tangkil. 

Coban Tangkil menjulang sekitar 20 meter. Saat kemarau debit airnya cukup kecil. Di sekitar kawasan ini terdapat banyak bebatuan berukuran besar. Para pengunjung biasa memanfaatkannya untuk berfoto-foto dengan latar air terjun. 

5. Coban Ani-ani

Celah batu menuju Coban Ani-ani (dok.pri)
Merangkak di celah batu (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Dari coban sebelumnya, Coban Ani-Ani paling anti mainstream. Selain harus melewati hutan dan menyebrang sungai licin, kita juga musti merangkak melalui sebuah celah di bawah batu untuk mencapai coban. 

Pengunjung bisa memilih tiga jalur untuk menuju sini. Jalan menanjak dan memutar, nyemplung sungai dengan batuan licin atau merangkak di bawah celah batu. Semua tergantung kesiapan dan keberanian masing-masing. 

Coban Ani-Ani ini punya kisah mirip Coban Tangkil. Bedanya di coban ini dulu ditemukan alat pertanian berupa ani-ani atau alat pemotong padi.

Cerita yang berkembang juga mengatakan bahwa coban ini dulunya sering digunakan orang bertapa. Terlihat di belakang curahan air terjun terdapat semacam goa. Tempat itulah yang diyakini sebagai lokasi orang bersemedi. 

Coban Ani-ani (dok.pri)
Coban Ani-Ani (c) Erny Kusumawaty/Travelingyuk

Meski untuk menuju Coban Ani-ani medannya lumayan ekstrim, di depan air terjun terdapat lahan cukup datar. Di wisata air terjun ini, pengunjung bisa beristirahat melepas lelah. 

Nah itulah kelima nama coban Malang berikut cerita yang berkembang terkait keberadaannya. Pastinya membutuhkan tenaga ekstra untuk menjelajah coban yang berada di balik bukit. Jadi, kapan Teman Traveler berencana mengunjungi deretan wisata Malang tersebut?  Next

ramadan

Written by erny kusumawaty

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Rainbow Mountain

Rainbow Mountain Unik Nan Berwarna Pelangi, Indonesia juga Punya

Pasar Papringan Temanggung, Yuk Belanja Sambil Nostalgia