Tamblingan, merupakan sebuah nama yang menyimpan makna tersendiri bagi penduduk Bali. Sebutan itu disematkan pada danau indah yang dikelilingi perbukitan hijau di wilayah utara Pulau Dewata. Teman Traveler akan dibuat merasakan sensasi magis dari kolaborasi pemandangan dan hawa dingin khas dataran tinggi. Danau Tamblingan terkenal dengan keindahannya, apalagi saat momen matahari terbenam. Langsung saja, simak ulasan berikut ini ya.
Baca juga : Pantai Panrang Luhu, Kehangatan nan Romantis di Bulukumba
Danau di Lereng Gunung Lesung
Danau Tamblingan adalah kawasan wisata yang berada di wilayah Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Posisi persisnya ada di lereng utara Gunung Lesung. Perjalanan menuju ke sini, Teman Traveler harus berkendara cukup jauh dari Kota Denpasar. Meski begitu, lelah akan terbayarkan lunas saat Teman Traveler melihat pemandangan perairan luas dikelilingi hutan belantara. Akses jalannya cukup mudah dan beraspal. Petunjuk arahnya pun banyak, Teman Traveler bisa menemukan Danau Tamblingan dengan mudah, bahkan tanpa menggunakan aplikasi maps.
Rute yang bisa Teman Traveler ambil adalah jalur menuju ke arah Bedugul, kemudian masih terus ke utara hingga persimpangan. Jika mengambil arah kiri, maka akan menuju lokasi. Sedangkan kalau lurus akan membawamu ke arah Singaraja atau wisata Air Terjun Sekumpul. Jarak yang harus ditempuh dari Terminal Mengwi adalah sekitar 48 km. Jika menggunakan mobil, Teman Traveler bisa memakan waktu hingga 1 jam perjalanan.
Desa yang Menjaga Kelestarian Danau Tamblingan
Wisata penuh pesona ini telah menyita perhatian wisatawan karena keindahannya yang paripurna. Di balik itu semua, ada cerita mengenai sejarah danau pada abad ke 10 Masehi ini.
Pada saat itu sudah ada penduduk di Lereng Gunung Lesung. Sebagian tinggal di 4 desa yang hingga sekarang secara bersamaan menjaga kelestarian Danau Tamblingan. Keempat pemukiman itu adalah Desa Munduk, Desa Gobleg, Desa Gesing dan Desa Umerejo. Konon warga setempat menolak pengembangan wisata ke arah destinasi bergaya modern. Hal itu untuk menjaga lingkungan agar tidak rusak dan tetap seimbang. Sehingga bisa nyaman untuk ditinggali warga.
Asal Usul Nama Danau Tamblingan
Nama Tamblingan adalah sebutan yang memiliki makna mendalam dan tidak bisa lepas dari cerita turun temurun yang diyakini sebagian penduduk setempat. Konon dulu ada wabah penyakit menular yang melanda perkampungan di sekitar danau. Kemudian saat penduduk sudah putus asa, maka datanglah orang suci yang turun ke danau dan menggunakan air danau sebagai obat. Perlahan penyakit tersebut dapat diatasi. Nah, dari situlah muncul nama Tamblingan. Kata ‘tamba’ berarti obat dan ‘elingang’ berarti ingat.
Pesona Pura yang Nampak Terapung
Daya Tarik utama dari danau ini adalah Pura besar di tepi danau yang nampak terapung saat permukaan air meluap. Namanya adalah Pura Ulun Danu Tamblingan. Cobalah datang saat pagi atau sore hari. Cahaya dari langit yang memerah dan mulai redup menuju malam, akan mempercantik permukaan danau.
Bayangan Gerbang Pura yang membias semakin melengkapi pengalaman seru Teman Traveler di sini. Ada juga bangunan suci lainnya seperti Sang Hyang Kangin, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Gubug, Pura Terta Mengening, Pura Naga Loka, Pura Pengukiran, Pengukusan, Pura Embang, Pura Tukang Timbang, dan Pura Batulepang.
Itulah beberapa iformasi menarik tentang Danau Tamblingan. Tempat wisata di Bali ini terkenal dengan udara yang sanga dingin. Jadi, pastikan Teman Traveler membawa baju hangat dan bekal ya. Teman Traveler juga bisa menyewa perahu dan minta diantarkan untuk berkeliling danau. Next