Flores adalah pulau dengan budaya khas yang menawan hati. Ada beberapa ikon desa adat yang menjadi destinasi wisata, salah satunya adalah Kampung Gurusina. Lokasinya berada di Desa Watumanu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Terdapat banyak atraksi budaya yang bisa kamu lihat di sini.
Baca juga : Ini Deretan Hotel untuk Isolasi Pasien Covid-19 yang Disiapkan Pemerintah
Bagian-bagian Adat di Desa Gurusina
Pemukiman ini terbagi dalam beberapa area sesuai dengan ketentuan adat. Di antaranya yaitu, bangunan adat, rumah adat, pohon pelindung, dan area perkebunan. Warga setempat menyebut pondok-pondok yang mereka tinggali dengan nama sao. Jumlahnya sendiri lebih dari 30 bangunan dengan bentuk dan ukuran yang hampir serupa.
Tanduk Kerbau Sebagai Tanda Status Sosial
Sao-sao yang ukurannya lumayan besar, terbuat dari potongan kayu, bambu, dan atapnya terbuat dari alang-alang. Di bagian depan rumah terdapat tanduk kerbau yang menjadi tanda kejayaan dan kekayaan penghuninya. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan di kampung Gurusina. Yang paling menarik tentu saja melihat bagaimana aktivitas dan ritual-ritual adat yang langgeng terjaga ratusan tahun. Fasilitas seperti penginapan memang belum ada di sini, tapi kamu sudah bisa membawa pulang oleh-oleh berupa kain tenun dan aksesoris lainnya.
Akses Menuju Desa Adat
Karena tempat wisata ini ada di pedalaman, maka aksesnya tidak begitu mudah. Kamu harus menempuh jarak sejauh 26 kilometer dari pusat Kota Bajawa menggunakan kendaraan bermotor. Tak perlu risau akan bosan selama perjalanan. Di perjalanan kamu akan melihat pemandangan indah berupa pepohonan dan gagahnya gunung Inierie di kejauhan.
Mampir ke Desa Tetangga yang Menawan
Sebenarnya sudah ada angkutan umum dari Kota Bajawa ke Lembah Jerbu’u. Namun jadwalnya tidak pasti. Kamu bisa menggunakan jasa travel. Ada juga paket tur lengkap dengan pemandunya. Kamu bisa mengeksplorasi tempat-tempat keren lain di sekitar Kampung Gurisina. Salah satunya adalah desa Tololela.
Desa Tololela berbeda dengan Desa Gurusina. Di sana pengunjung bisa menginap karena disediakan kamar-kamar dengan kelambu lengkap dengan sarapan makanan khas setempat. Bahkan kamu bisa melihat dan ikut kegiatan memasak warga setempat yang masih mengggunakan tungku-tungku batu. Next