Yuk ke Sumba dan kamu akan menemukan keindahan. Alamnya membentang begitu luas menyuguhkan hamparan pemandangan surgawi yang nggak akan pernah membuatmu bosan memandangnya. Pegunungan dan bukit menjulang tinggi serta pantai-panti berpasir begitu serasi membuat pulau yang masuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur itu terkenal sebagai destinasi wisata mengagumkan. Luas wilayahnya sekitar 10.710 kilometer persegi dengan puncak tertingginya adalah Gunung Wanggameti di ketinggian 1.225 mdpl.
Baca juga : Perhatian! 5 Benda di Hotel Ini Tidak Boleh Dibawa Pulang
Sumba menawarkan pesona yang nggak akan kamu temukan di tempat lain. Salah satu yang jadi andalan selain pantai dan kecantikan baharinya adalah tradisi atau budaya masyarakat setempat. Sampai saat ini kamu masih bisa melihat kebiasaan sehari-hari orang Sumba yang masih menganut adat dari nenek moyang mereka. Mulai dari rumah adat hingga ritual tetap dijalankan. Karena tradisi dan kebudayaan adalah sesuatu hal yang berharga, maka perlu dijaga. Pemerintah Sumba berupaya mengenalkan beberapa desa di Sumba sebagai tempat wisata budaya. Kamu bisa juga bertandang ke sana, tidak hanya sekadar melihat desa yang menggoda, tapi mengenal lebih dekat keseharian masyarakat adat Sumba. Berikut ini adalah beberapa desa tersebut.
1. Kampung Wainyapu
Sumba terkenal dengan pantai-pantainya yang indah, salah satu yang jadi pilihan utama adalah Pantai Wainyapu. Kamu bisa bersantai dan bersenang-senang di sana sambil menikmati angin laut yang bertiup semilir. Jangan cuma memandang ke pantai, coba tengok ke belakang dan kamu akan melihat bangunan menjulang tinggi. Ya, itu adalah rumah adat Sumba di Kampung Wainyapu dekat dengan pantai tersebut. Rumah adat itu disebut dengan Uma Kalada, ada sekitar 60 bangunan tradisional yang bisa kamu lihat.
Nikmati juga berbagai suguhan menarik dari penduduk setempat. Ada pertunjukan budaya, pengenalan kegiatan adat berupa ritual seperti penarikan batu kubur dan upacara Pasola yang digelar sekitar Febuari atau Maret. Pasola adalah sebuah pertandingan lempar lembing yang dilakukan oleh para pemuda Sumba. Lokasi Kampung Wainyapu bisa kamu temukan setelah melakukan perjalanan selama 2 jam dari Kota Tambolaka.
2. Kampung Ratenggaro
Di sini kamu juga bisa menemukan Uma Kalada dengan menara-menara yang menjulang tinggi. Bahkan salah satunya ada yang setinggi 15 meter. Hal ini berbeda dengan desa adat lain di Sumba yang tinggi menaranya hanya sekitar 8 meter saja. Kampung Ratenggaro memiliki arti Kubur Garo, alasan pemilihan nama ini mungkin karena adanya kubur batu sejumlah 304 buah. Sebagian terletak di pinggir pantai dan berbentuk unik. Tradisi setempat yang dikenal dengan adat Marapu masih dipraktikan di Ratenggaro, jika kamu datang di saat momen tertentu kamu akan melihat ritual penduduk desa.
Beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan di sini adalah menikmati pantai atau berselancar. Jarak desa ke bibir pantai hanya sekitar 200 meter saja, dekat kan? Letaknya dekat dengan Desa Wainyapu. Oleh karena itu, kamu juga bisa berangkat dari Kota Tambolaka dengan menempuh perjalanan sejauh 56 km.
3. Kampung Mbuku Bani
Kampung Mbuku Bani sudah terkenal sebagai desa adat dengan tradisi yang mengagumkan. Di desa ini para rato atau pemimpin suku melakukan salah satu Ritual Marapu dalam menetapkan waktu pelaksanaan Pasola. Berbagai kegiatan adat juga bermula dari Kampung Mbuku Bani. Dengan datang ke sini, kamu bisa juga melihat tradisi sebelum pelaksanaan Pasola yang disebut dengan Kawoking.
Istilah tersebut digunakan untuk menyebut adat penyambutan nyale yaitu cacing laut yang muncul di pantai. Selain untuk keperluan adat, nyale juga diambil oleh masyarakat setempat untuk dimasak. Uma Kalada dan kubur batu juga ada di desa yang lokasinya dekat dengan Pantai Bondo Kawango tersebut.
4. Kampung Tossi
Kampung Tossi adalah penyelenggara adat Pasola bersama dengan Kampung Mbuku Bani. Jadi di dua tempat tersebut akan ramai dengan bayak kegiatan, termasuk tradisi menangkap nyale atau cacing laut. Bisa dibilang, Kampung Tossi adalah adik dari Kampung Mbuku Bani karena persaudaraan yang erat di antara penduduknya. Di tengah perkampungan terdapat mata air bernama Wai Marungga. Masyarakat setempat percaya jika air yang keluar bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Di sini kamu bisa melihat sekitar 52 Uma Kalada berdiri, beberapa di antaranya menyimpan benda-benda pusaka seperti piring kuno, gong, parang, hingga patung yang dikeramatkan. Selain itu, desa yang terletak 42 km dari Kota Tambolaka itu juga memiliki peralatan tenun tradisional. Tentu saja kamu bisa mencobanya atau sekadar menyaksikan bagaimana kain khas Sumba dibuat.
5. Kampung Paronambaroro
Kampung Paronamboro juga melakukan adat Pasola. Namun tidak dengan Kampung Tossi atau Mbuku Bani, melainkan dengan Kampung Waindimu. Yang membuat tempat ini unik selain karena rumah adatnya adalah karena kuburan batu dengan pintu terbuka.
Tentu saja masih kosong karena disiapkan untuk penduduk desa yang akan meningal dunia. Sama seperti desa-desa sebelumnya, masih belum ada fasilitas penginapan di Kampung Paronambaroro. Kamu bisa mencari akomodasi di Kota Tambolaka.
Itulah beberapa desa adat di Sumba yang menyuguhkan tradisi. Semoga ulasan di atas bisa membuatmu semakin tahu tentang kekayaan budaya bangsa ini. Jadi, kamu bisa liburan sekaligus belajar. Next