Manggarai menjadi salah satu pilihan destinasi wisata Timur yang wajib kamu kunjungi. Di kabupaten yang terletak di Nusa Tenggara Timur ini, banyak sekali tempat wisata cantik dan eksotis yang pastinya dapat memanjakan matamu. Salah satu wisata Manggarai yang belakangan ini heboh dibicarakan oleh banyak orang adalah wisata Adat Wae Rebo. Pernah dengar wisata satu ini kan?
Baca juga : Sambal Tolang Komak Khas Lombok, Nikmatnya Bikin Nagih !
Bukan sebuah pantai atau pulau, Wae Rebo merupakan kampung cantik yang terletak di atas awan Manggarai. Wae Rebo adalah sebuah desa adat terpencil dan dikenal misterius. Pun demikian, kecantikannya bakalan membuat mata melek. Makin penasaran dengan desa yang cantik satu ini? Yuk, intip keindahan berikut ini!
1. Wae Rebo, Si Cantik Berselimut Awan
Wae Rebo. Nama cantik satu ini sebenarnya bukanlah desa melainkan dusun. Wae Rebo sendiri terletak di kecamatan Satarmase Barat, Desa Satar Lendar yang letaknya jauh di atas gunung. Wae Rebo sendiri tak memiliki desa tetangga seperti kebanyakan kampung di Jawa. Adapun desa yang terdekat dengan Wae Rebo adalah Kampung Denge yang letaknya pun cukup jauh dari Wae Rebo. Karena letaknya di antara bukit dan lembah, tentu saja salah satu teman dari Wae Rebo ada hutan belantara. Pun terlihat menakutkan, kamu bakalan terpesona ketika menginjak kampung cantik berselimut awan satu ini.
2. Jalanan Terjal yang Tak Kalah Cantik
Untuk dapat sampai Wae Rebo, bukanlah perkara yang mudah. Kamu perlu memiliki fisik yang kuat dan terbiasa melakukan perjalanan jauh. Mengapa demikian? Untuk menuju Wae Rebo kamu perlu melakukan perjalanan dengan jalan kaki selama 4 hingga 5 jam dari Kampung Denge. Yap, Wae Rebo adalah satu satu tempat yang tak memiliki fasilitas kendaraan untuk menuju ke sana. Kendati cukup melelahkan untuk dibayangkan, ternyata perjalanan ke Wae Rebo cukup menyenangkan loh. Selain ditemani suara burung, pesona indah Manggarai tak akan mudah untuk di lupakan.
3. Desa Cantik yang Enggan Tinggalkan Warisan Leluhur
Mungkin banyak dari kamu penasaran mengapa para penduduk Wae Rebo mau tinggal di atas bukit. Apalagi, mereka bakalan jauh dari perkembangan zaman dan juga tertinggal dalam urusan fasilitas kesehatan serta pendidikan. Ternyata, alasan kuat mereka tetap tinggal di desa cantik ini lantaran enggan untuk meninggalkan warisan leluhur mereka. Salah satu warisan yang hingga kini mereka pegang untuk adalah tidak meninggalkan rumah adat mereka. Selain itu, adat istiadat mereka masih tertanam tanpa terpengaruh oleh budaya luar.
4. Mbaru Niang, Ciri Khas Warga Wae Rebo yang Dikagumi Banyak Orang
Kendati jauh dari fasilitas kesehatan dan juga pendidikan, ternyata mereka cukup terkenal juga loh. Buktinya, banyak sekali warga luar seperti Belanda, Perancis, Jerman hingga Amerika ingin bertandang ke Wae Rebo. Selain untuk beramah tamah dengan penduduk lokal, banyak dari mereka yang terperangah dengan Mbaru Niang. Yap, rumah adat mereka yang berbentuk kerucut dan memiliki 5 lantai. Mbaru Niang memang termasuk rumah adat yang cukup langka. Pasalnya, rumah adat satu ini hanya ada di Wae Rebo saja, loh!
5. Mata Air Murni Wae Rebo
Selain Mbaru Niang, yang membuat Wae Rebo tak kalah cantik adalah mata airnya. Tak jauh dari Mbaru Niang, mata air Wae Rebo ini mengalir dan biasa digunakan oleh warga setempat untuk memasak dan juga mencuci baju. Seperti pegunungan lainnya, air Wae Rebo ini juga jernih dan menyegarkan. Bagaimana tidak, air ini bersumber dari pegunungan di sekitar Wae Rebo yang masih terawat hingga saat ini.
6. Terpencil Tapi Mendunia
Dilihat dari letaknya, Wae Rebo memang terpencil. Pun demikian, Wae Rebo sudah mendunia dan bahkan pernah mendapatkan penghargaan dari UNESCO. Yap, pada tahun 2012 lalu, Wae Rebo mendapatkan penghargaan kategori konservasi warisan budaya karena Mbaru Niangnya. Rumah Adat ini memang pernah rusak parah. Namun, pada tahun 2008 lalu penduduk setempat memperbaiki Mbaru Niang hingga akhirnya ketujuh rumah adat ini dapat digunakan. Yang makin membuat banyak orang terkagum-kagum melihat Mbaru Niang ini adalah arsitekturnya. Ternyata rumah yang terdiri dari 5 tingkat ini terbuat dari kayu worok dan bambu yang dibangun tanpa paku tetapi tali rotan. Wah, keren kan?
7. Tetap Damai Kendati Hidup Tanpa Sinyal Hingga Listrik Terbatas
Bukan hanya soal kesehatan dan juga pendidikan saja yang tak didapatkan oleh warga Wae Rebo, ternyata di kampung indah satu ini sama sekali tak ada sinyal. Yap, karena tempatnya yang sangat jauh dari pusat kota, tentu saja sinyal tak dapat ditemukan di sini. Jangankan untuk sinyal, ternyata listrik di Wae Rebo juga terbatas. Mereka hanya dapat merasakan diterangi lampu listrik hanya pada jam 6 hingga 10 malam. Kendati mereka hidup tanpa sinyal dan listrik terbatas, kehidupan mereka terlihat tenteram.
8. Wisata Kopi Khas Wae Rebo
Hobi banget ngopi? Kamu wajib coba kopi khas di Wae Rebo. Bukan hanya dikenal akan Mbaru Niangnya, ternyata Wae Rebo juga dikenal akan kopinya. Yang tak kalah unik, racikan kopi di sini sama sekali tidak menggunakan mesin. Yap, penduduk asli mengolah kopi hasil cocok tanam mereka secara manual hingga kopi siap diseduh. Ternyata juga, kopi seduhan mereka ini diolah oleh para ibu-ibu di sini loh. Wah, penasaran dengan rasa kopi Wae Rebo kan?
9. Cantiknya Keindahan Wae Rebo di Tengah Malam
Kendati tak ada lampu listrik yang bisa menerangi setiap waktu apalagi di waktu pagi buta, ternyata Wae Rebo punya penyinaran yang lebih cantik. Ialah sinaran dari bulan dan bintang yang terlihat jelas cantiknya dan menawan ketika malam hari. Tentu saja untuk melihat bulan dan bintang-bintang ini tak mudah. Pasalnya, ketika musik hujan datang, malam di Wae Rebo lebih banyak dihiasi oleh awan.Tapi kalau keindahannya seperti ini, pasti betah tinggal di Wae Rebo.
10. Oleh-oleh Khas Wae Rebo yang Tak Terjual di Tempat Lain
Kopi Wae Rebo memang menjadi salah satu oleh-oleh khas kampung satu ini. Ternyata ada satu lagi oleh-oleh yang pastinya bikin kamu ngiler. Ialah kain sarung Wae Rebo yang dibuat oleh penduduk setempat. Sarung ini bakalan lengkap jika festival Wae Rebo digelar. Pasalnya, hampir semua penduduk akan mengenakan sarung kebesaran mereka. Wah, liburan ke desa di atas awan makin menyenangkan bukan?
Nah, makin penasaran kan dengan Wae Rebo? Untuk berkunjung ke sini, paling mudah melewati rute darat dari Ruteng dengan medan berkelok menuju Desa Dintor. Dari Dintor, kamu bakalan menemui jalan menanjak dan melewati pematang sawah. Baru kemudian perjalanan berlanjut dari Sebu ke kampung Denge yang menjadi desa tetangga Wae Rebo. Next