Bunga edelweiss dikenal sebagai cinderamata sepulang naik gunung. Karena dulu memang banyak warga lokal yang memperjualbelikannya. Namun saat ini beda cerita, karena bunga edelweiss sudah masuk ke dalam kelompok flora yang dilindungi undang-undang. Selain karena langka, bunga edelweiss dilestarikan karena punya banyak manfaat.
Baca juga : Patung Corona di Asia Farm Pekanbaru, Sebuah Monumen Peringatan
Untuk menyikapi populasi bunga yang semakin langka ini, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menyiapkan desa wisata sekaligus budidaya bunga edelweiss. Tempat tersebut berada di kawasan Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Desa Ngadisari adalah lokasi uji coba pengembangan Desa Wisata Edelweiss berbasis masyarakat.
Disiapkan 6000 Bibit
Pengembangan Desa Edelweiss ini sendiri bertujuan untuk melestarikan populasi bunga edelweiss yang semakin menipis. Kesadaran masyarakat sekitar yang masih memperjualbelikan juga akan dibina melalui program ini. Sekitar 6.000 bibit telah dipersiapkan untuk pengembangan destinasi wisata ini.
Dari 6.000 bibit, sebanyak 150 bibit bunga edelweiss telah ditanam. Rencananya terdapat beberapa desa yang juga akan turut dikembangkan menjadi desa edelweiss. Di antaranya adalah Desa Wonokitri Kabupaten Pasuruan, Desa Ngadas Kabupaten Malang, dan Desa Ranupani Kabupaten Lumajang.
Bekerja Sama Dengan UNESCO
TN-BTS dan juga Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo dinobatkan sebagai cagar biosfir Organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada 9 Juni 2015. Tahura R Soerjo, adalah sebuah kawasan taman hutan raya yang berada di dalam kompleks gunung Arjuno-Welirang-Anjasmoro, yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu, Provinsi Jatim.
Cagar biosfir adalah sebuah kawasan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh suatu negara bekerja sama dengan UNESCO untuk mempromosikan upaya pelestarian keanekaragaman hayati dan pengelolaan ekosistem yang terpadu dan berkelanjutan, yang berbasis pada pengetahuan dan kearifan lokal. Next