Wisata Semarang kerap kali identik dengan Lawang Sewu. Padahal, ada banyak lagi hidden gem di tempat yang mungkin sudah terlihat bak metropolitan ini.
Baca juga : Sumber Mata Air Cimutan Kasomalang, Spot Nyantai Asik nan Estetik di Subang
Selain besarnya kota ini, ada banyak juga sejarah dan cerita unik yang tercipta dari jaman dulu, loh. Beberapa tempat ini akan membuat kamu makin kagum dengan Semarang.
Sam Poo Kong
Sam Poo Kong yang letaknya berada di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Semarang Barat, Semarang ini sangat mudah di temui. Apalagi transportasi online sudah masuk ke daerah ini. Jadi, bisa dipastikan ke mana-mana akan lebih mudah.
Harga tiket masuk Sam Poo Kong ini sekitar Rp. 7.000 – Rp.28.000 per orang. Jam buka 08.00 – 20.00 WIB. Sebuah destinasi yang bisa kamu ‘sempat-sempatkan’ kalau kamu ingin merasakan khasnya Semarang, tapi tidak banyak waktu dan budget.
Kita bisa berkeliling kuil ini sampai puas. Dan mencari spot foto tentunya. Bisa mencoba peruntungan dengan ramalan lidi yang ada di kuil. Lidi yang dikocok dan jatuh ke lantai lah yang bisa kalian lihat nomornya, kemudian cari nomor dalam lidi tersebut di papan keberuntungan.
Lawang Sewu
Sudah puas berkeliling Sam Pho Kong. Mari Berlanjut ke Lawang Sewu. Dengan membayar sekitar Rp.5.000 – Rp.10.000/orang. Jam buka dari pukul 07.00 – 21.00 WIB. Kita bisa dengan puas berkeliling melihat keindahan bangunan tua ini.
Sesekali pakailah tour guide dengan biaya Rp.30.000, kalian bisa share biaya kalau datang bersama teman teman. karena sangat membantu menceritakan kisah sejarah kejadian yang ada di lokasi.
Bukan hanya banyak sejarah di bangunan ini, tapi tentang desain bangunan Lawang Sewu yang juga unik. Walaupun di namakan ‘Seribu Pintu’ tapi jumlah pintunya tidak sebanyak itu. Di Lawang Sewu ini ada 3 lantai.
Menurut penjelasan dari guide nya, jendela yang di buka ke atas agar udaranya bisa memantul kemudian udara menyebar ke dalam dan keluar melalui pintu pintu. Karena Kota Semarang sangat panas , di tambah dengan tidak adanya AC, udara panas jadi masuk memutar di lantai paling atas, oleh karena itu, lantai 3 dibiarkan kosong.
Dulu orang Belanda mengisi lantai paling bawah dengan air agar lantai menjadi terus dingin . Tapi, setelah jaman penjajahan Jepang. Ruangan itu dibuat menjadi penjara, dan menjadi lembab, anyir, karena bercampur air dan darah.
Di balik cerita horor yang tersimpan. Pihak Lawang Sewu sudah mempercantik lokasi ini dengan lampu lampu kuning dan menambah keindahan. Next