Salah satu bukti sejarah dunia yang dimiliki Indonesia adalah Candi Borobudur. Candi ini bahkan sempat masuk ke dalam deretan 7 Keajaiban Dunia. Megahnya Candi Borobudur pun tak lepas dari sejarah di balik pembuatannya. Hingga kini, belum diketahui pasti siapa yang merancang bangunan super kokoh tersebut dan tempat beribadah umat Budha ini pun kini menjadi pusat wisata yang selalu menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca juga : Tradisi Memasak Khas dan Unik di Indonesia, Ada yang Hanya Dimasak Lelaki
Candi Borobudur Terletak di Lokasi Yang Sangat Istimewa
Candi Borobudur beralamatnya di JL. Badrawati, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kota Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya kurang lebih 100 km di Barat Daya Semarang, 86 km di Barat Surakarta dan 40 km Barat Laut Yogyakarta.
Candi Borobudur letaknya berada di daerah yang subur dan strategis. Diapit oleh dua pasang gunung yaitu Merapi dan Merbabu serta Gunung Sindoro dan Sumbing. Lalu, pegunungan menoreh pun ikut bagian untuk menjaga Candi Borobudur. Istimewanya lagi, terdapat dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo yang mengelilingi situs ini.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk wisata Candi Borobudur untuk tiket anak-anak (usia 3-10 tahun) dibanderol dengan harga Rp19.000 per anak. Sedangkan tiket dewasa (usia 11 tahun ke atas) dibanderol dengan harga Rp37.500. Harga tiket tersebut berlaku untuk pengunjung dari Indonesia saja dan untuk weekday serta weekend berlaku dengan harga yang sama.
Fakta dan Mitos Candi Borobudur
Ada beberapa mitos yang berkembang di Candi Borobudur ini, salah satunya adalah Kunto Bimo. Perilaku menyentuh stupa yang berada di bagian dalam stupa ini dianggap sebagai pemberi harapan atau pengabul impian. Kunto Bimo itu sendiri adalah Patung Budha dalam posisi ‘Dharmachakra’ yang berada di dalam stupa dengan penutup belah ketupat. Stupa ini berada pada tingkat dasar dari 3 undak-undak stupa.
Jika Teman Traveler berniat untuk memegang Sang Buddha, maka disarankan bagi laki-laki memegang kelingking atau jari manis Buddha, sedangkan untuk perempuan berusaha memegang bagian jari kaki Buddha. Pada kenyataannya, banyak orang yang tidak berhasil melakukan “tradisi” ini. Terlebih hanya mengandalkan tangan untuk meraihnya.
Ada juga mitos mengenai Singa Urung. Mitos ini berkembang cukup menyeramkan, pasalnya jika Teman Traveler memegang arca Harimau yang berada di sebelah iri dan kanan tangga masuk Candi ini, Teman Traveler akan tertimpa sial. Mengapa? Makna arca adalah “Harimau Gagal”. Jadi, siapa saja yang memegang arca ini, maka kehidupannya tidak akan beruntung seperti nasib si harimau.
Belum berhenti disana, mitos Candi Borobudur berlanjut ke siapa pencipta keseluruhan Candi yang super megah ini? Banyak orang yang percaya bahwa pencipta candi ini adalah Gunadharma. Sosok ini merupakan tokoh intelektual masa lalu yang dipercaya memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Terkait Gunadharma, ada mitos lanjutan yang menjelaskan bahwa seusai mendisain Candi Borobudur, dia menjelma menjadi Gunung Menoreh yang berada di dekat candi. Jika dilihat dari kejauhan, gunung tersebut memang menyerupai tubuh manusia yang sedang berbaring dan menatap Candi Borobudur. Keyakinan ini yang kemudian dipercaya masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Candi Borobudur juga memiliki fakta yang teruji kebenarannya oleh dunia. Fakta-fakta ini pun menjelaskan dengan cukup detail seberapa megahnya Candi Budha tersebut.
Kesalahan Fatal Para Wisatawan saat Berkunjung ke Candi
Setiap harinya, Candi Borobudur dikunjungi ribuan turis baik lokal maupun mancanegara. Sayangnya banyak wisatawan yang berkunjung juga memberi andil terhadap kerusakan situs ini. Berikut 2 kesalahan fatal wisatawan di Candi Borobudur :
1. Memakai Celana Pendek dan Rok Mini
Sebelumnya, wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur bebas menggunakan pakaian apa saja. Tapi, beberapa tahun yang lalu, mulai diterapkan aturan berpakaian sebelum mengunjungi candi ini. Aturan tersebut mengharuskan setiap wisatawan mengenakan sarung sebelum naik ke pelataran Candi.
Hal ini bermaksud untuk menghormati situs suci Umat Budha tersebut. Namun beberapa wisatawan melepas sarung tersebut saat berada di atas Candi. Banyak dari mereka yang mengenakan celana pendek maupun rok mini saat berada di Candi Borobudur.
2. Duduk dan Memanjat Stupa.
Di Kawasan Candi Borobudur, banyak terdapat stupa dan patung yang terpasang papan peringatan agar wisatawan tidak duduk maupun memanjat stupa-stupa tersebut. Hal ini ditujukan sebagai penghargaan terhadap candi dan sebagai bentuk pelestarian batu-batu di sana yang sudah berumur ratusan tahun dan mudah rusak.
Keberadaan papan-papan peringatan ini nampaknya tidak pernah hiraukan oleh wisatawan. Cukup miris melihat masih ada beberapa wisatwan yang memanjat atau duduk di atas batuan Candi. Ikuti aturan saat berwisata demi kebaikan bersama ya Teman Traveler.
Next