Ada yang berbeda dari perayaan Imlek atau Tahun Baru China di Kepulauan Meranti, Riau. Selama beberapa hari, warga dan wisatawan akan terlibat dalam serunya permainan air. Acara ini dikenal dengan nama Festival Perang Air.
Baca juga : Sepeda Terbesar di Dunia Hanya di Taman Puncak Bila Sidrap
Agenda unik ini telah berlangsung sejak beberapa tahun belakangan. Menyambut edisi 2019, panitia berambisi membidik tiga rekor MURI. Lantas seperti apa keseruan yang ditawarkan Festival Perang Air Kepulauan Meranti? Yuk, simak ulasannya.
1. Dilaksanakan 7-11 Februari 2019
Festival Perang Air di Kabupaten Kepulauan Meranti, terutama di Selatpanjang, akan dilaksanakan antara 7-11 Februari 2019. Meski demikian, kemeriahannya sudah bisda mulai dirasakan sejak 5 Februari. Hal ini seperti disampaikan PJ Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kepulauan Meranti, Rizky Hidayatm, sebagaimana dilansir Tribunnews.
Festival Perang Air sudah digelar rutin dalam enam tahun belakangan. Sejak 2013, acara unik ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kepulauan Meranti. Berbekal perlengkapan seperti ember, gayung, maupun pistol air, warga dan wisatawan akan serempak basah-basahan.
2. Bagian dari Rangkaian Perayaan Tahun Baru China
Dalam bahasa Hokian, festival ini disebut juga Cian Cui. Meski sekilas tampak kekanak-kanakan, perang air merupakan salah satu tradisi masyarakat Tionghoa yang masih bertahan hingga kini. Setidaknya oleh sekitar 40 persen warga Kepulauan Meranti.
Sejarah perayaan Festival Perang Air ini bermula ketika pada masa lalu, warga Tionghoa perantauan pulang kampung ke Selatpanjang saat perayaan Imlek. Kala itu ada tradisi saling mengunjungi keluarga menggunakan becak kayuh.
Kebiasaan tersebut kerap diramaikan anak-anak yang bermain perang-perangan menggunakan pistol air. Ketika becak kayuh berpapasan, mereka saling menembakan air. Tradisi ini kemudian menjadi budaya dan terus berlangsung sampai sekarang.
3. Bidik Tiga Rekor MURI
Festival Perang Air di Kepulauan Meranti tahun ini diharapkan dapat memecahkan rekor MURI. Tiga kategori yang dibidik panitia adalah kunjungan pengunjung mancanegara terbanyak, durasi pelaksanaan festival, hingga keunikan.
Salah satu keunikan dalam festival tahun ini adalah peserta diwajibkan naik kendaraan becak hias sembari ‘berperang’. Serunya menembaki ‘musuh’ dari becak hias tentu jadi pengalaman yang sulit dilupakan. Apalagi bisa membaur dengan masyarakat sekitar, bahagia tanpa memikirkan batasan etnis.
4. Rute Pelaksanaan
Jika menengok penyelengaraan tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya, Festival Perang Air di Kepulauan Meranti akan diselenggarakan di jalan-jalan protokol Selatpanjang. Mulai Jl A. Yani, Tebing Tinggi, Diponegoro, Kartini hingga Imam Bonjol. Semoga tahun ini juga menggunakan rute yang sama ya.
Keseruan Festival Perang Air di Kepulauan Meranti tahun lalu bahkan menarik minat sejumlah turis mancanegara. Mereka datang dari Singapura, Thailand, Taiwan, Inggris, bahkan Jamaika dan Afrika Selatan.
Bagaimana, yakin nih Teman Traveler nggak tertarik bergabung di keseruannya? Mumpung masih beberapa hari lagi, rencanakan dari sekarang ya. Next