Kurang lebih sepekan mendatang, Bali akan lebih tenang dari biasanya. Pada 17 Maret, sebagian besar penduduk Pulau Dewata akan merayakan Nyepi. Hampir semua kegiatan akan dihentikan karena warga fokus bermeditasi sehari penuh. Meski demikian, bukan berarti para wisatawan tak bisa menikmati liburan mereka di Bali. Menjelang dan sesudah Hari Raya Nyepi, ada beberapa festival budaya unik yang tidak boleh dilewatkan. Apa saja?
Baca juga : Ketan Susu di Jakarta, Kudapan Enak dan Mengenyangkan Saat Dingin Menyergap
1. Omed-omedan
Omed-omedan barangkali merupakan salah satu festival paling unik di Bali. Ribuan pemuda-pemudi lajang berkumpul bersama untuk melakukan ciuman massal. Selama sekitar 100 tahun, para pria dan wanita lajang usia 17 hingga 30 tahun berpartisipasi dalam tradisi unik yang biasanya digelar sehari setelah Nyepi. Selain itu, festival ini juga akan diwarnai kegiatan memercikkan air pada para partisipan sebagai lambang pemberkatan.
Omed-omedan diawali dengan memisahkan para lelaki dan perempuan. Kedua kelompok berdiri berhadap-hadapan. Begitu mendapat aba-aba dari para tetua desa, kedua kelompok tersebut akan bergegas menuju arah satu sama lain dan saling melepas ciuman. Festival yang dilangsungkan di Kaja Sesetan ini juga dijadikan sebagai ajang mencari jodoh di masa lalu.
2. Melasti
Sebelum memulai proses meditasi, warga Bali akan menjalani Melasti. Tradisi ini digelar dengan maksud membersihkan jiwa menjelang hari raya besar. Mereka akan berbondong-bondong mengarak patung perlambang para Dewa ke sungai maupun lautan untuk dibersihkan. Selain itu mereka juga mengadakan doa bersama sekaligus memberi persembahan. Festival ini cukup populer di kalangan turis asing maupun domestik, karena Melasti merupakan kesempatan bagus untuk melihat dari dekat bagaimana warga Bali menjaga tradisi kebudayaan mereka.
3. Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh merupakan sebutan untuk patung kertas yang dibentuk menyeramkan, melambangkan roh dan pengaruh jahat. Patung ini akan dibawa keliling kota dan desa dalam sebuah ritual tradisional, diiringi suara gamelan yang memekakkan telinga. Suara-suara keras dipercaya warga Bali sangat ampuh dalam mengusir roh jahat yang bersemayam di sekitar lingkungan. Begitu selesai diarak, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai dengan harapan desa atau kota setempat bebas dari pengaruh buruk.
4. Perang Api
Perang Api biasanya dilakukan oleh para pemuda Bali, sehari menjelang Hari Raya Nyepi. Menggunakan bola api yang terbuat dari tempurung kelapa kering, para pemuda akan saling melempar bola tersebut satu sama lain sebagai simbol keberanian dalam mengusir roh jahat. Percikan api yang muncul di Perang Api konon melambangkan bahwa musuh terbesar seorang pria adalah dirinya sendiri. Jika berhasil mengalahkannya, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan sejati.
Itulah beberapa festival unik di Bali yang hanya berlangsung selama masa Nyepi. Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi Pulau Dewata pertengahan bulan ini? Jangan sampai kelewatan menyaksikan momen-momen di atas ya! Next