Festival merupakan salah satu cara yang untuk mempromosikan daerah atau destinasi pariwisata. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Seperti di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah misalnya, yang mengenalkan wisata alam, kuliner, seni & budaya dalam acara bernama Festival Wong Gunung.
Baca juga : Santai di Dapur Griya Herbal, Lepas Lelah Usai Keliling Batu Sambil Menunggu Waktu Buka Puasa
Agenda tahunan ini berlangsung dari tanggal 25 Agustus kemarin hingga 2 September 2018 mendatang. Lalu seperti apa acara yang berlangsung selama sembilan hari ini? Berikut rangkuman acara dari Kontributor Travelingyuk, Ariyanti Dwi Kumalasari.
1. Obor 12 Desa (25 Agustus – 02 September 2018)
Tradisi api obor memiliki berbagai macam makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Obor dapat dimaknai sebagai simbol semangat yang berkobar. Simbol tersebut diharapkan dapat mewakili semangat masyarakat Pulosari dalam melestarikan dan memajukan potensi daerah. Sementara Obor dimaknai sebagai cahaya yang menerangi masyarakat agar arif dalam menyikapinya lentera kehidupan yang penuh dengan keharmonian. Api obor ini dinyalakan selama 9 hari di seluruh Desa yang ada di Kecamatan Pulosari.
2. Resik Gunung (27 s/d 29 Agustus 2018)
Semakin berkembangnya zaman, masyarakat kini lebih senang meng-explore tempat wisata alam di pelosok negeri. Sayangnya, ada beberapa yang tidak bertanggung jawab dengan membuat sampah sembarangan. Kegiatan Resik Gunung yang masuk dalam Festival Wong Gunung ini bertujuan untuk memupuk semangat para wong gunung agar terus mencintai bumi. Termasuk menjaga kebersihan Gunung Slamet. Sementara acara ini dimulai dari bebersih di jalur pendakian Gunung Slamet Dipajaya, Desa Clekakan dan berakhir di jalur pendakian Gunung Slamet Desa Batursari.
3. Kemping Kalihan Wong Gunung (28 Agustus 2018)
Gunung Slamet yang menjadi salah satu daya tarik Pemalang, benar-benar dimanfaatkan masyarakat Pulosari untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satunya dengan mengelar kegiatan Kemping Kalihan Wong Gunung ini. Wisatawan akan diajak untuk berkemah menikmati keindahan alam Gunung Slamet dengan cara unik. Acara ini dikemas sedemikian rupa sehingga menjadikan Gunung Slamet semakin menarik untuk dinikmati.
4. Wong Gunung Expo (30 Agustus s/d 02 September 2018)
Wong Gunung Expo menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengenalkan produk unggulan Pemalang kepada dunia. Acara ini juga mengajak masyarakat lain agar mau berkreasi memanfaatkan potensi lingkungan untuk mengolah produk yang memiliki nilai ekonomi. Selain itu acara ini bertujuan untuk menampung para pelaku usaha produktif dan kreatif agar terus menjunjung tinggi produk asli Indonesia.
5. Ritual Ageng Banyu Panguripan (32 Agustus s/d 01 September 2018)
Acara lain dalam Festival budaya di Pemalang ini adalah Ritual Ageng Banyu Panguripan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat air yang melimpah. Dalam ritual ini, terdapat beberapa prosesi atau tahapan yang harus dilewati, yaitu:
- Pamundutan Banyu Tuk Pitu
Merupakan prosesi pengambilan Banyu Panguripan di 7 sumber mata air yang ada di Gunung Slamet. Prosesi ini dilakukan oleh para pendekar dari Jurangmangu dan dipimpin langsung oleh Juru Kunci Gunung Slamet. Acara ini merupakan pembuka Ritual Agung Banyu Panguripan dalam Festival Wong Gunung.
- Ruwat Agung Banyu Panguripan
Ruwat Agung Banyu Panguripan adalah prosesi di mana Banyu Panguripan yang telah diambil akan disatukan oleh penggowo Desa Jurangmangu. Prosesi ini diiringi ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dibagikan ke 12 lodong oleh penggowo 12 desa. Selanjutnya, disemayamkan dengan dikelilingi 99 obor.
- Kirab Agung Banyu Panguripan
Setelah disemayamkan, Banyu Panguripan dibawa oleh 12 Putri Banyu Panguripan dan diarak 12 Kepala Desa serta ribuan warga Kecamatan Pulosari. Seluruh pengarak menggunakan pakaian tradisional Jawa dan membawa hasil bumi yang dirangkai menjadi gunungan.
- Pinasrahan Banyu Panguripan
Sebagai puncak acara dari Ritual Agung Banyu Panguripan, Pinasrahan dilakukan oleh 12 putri yang membawa Banyu Panguripan dan diserahkan kepada 12 Kepala Desa. Tujuan untuk segera dibawa kembali ke desa masing-masing.
- Manunggaling Banyu Panguripan
Setelah di Pinasrahkan, Banyu Panguripan dituangkan ke mata yang ada di desa sebagai simbol keprihatinan sekaligus rasa syukur terhadap keadaan air yang ada di Kecamatan Pulosari. Prosesi ini menjadi penutup Ritual Agung Banyu Panguripan.
6. Muter Film Indie (01 September 2018)
Festival Wong Gunung juga dimeriahkan dengan pemutaran film asli Pemalang. Agenda ini tidak lain untuk menyampaikan pesan-pesan dari masa lampau maupun gambaran-gambaran masa depan. Muter Film Indie dalam Festival Wong Gunung kali ini juga bertujuan untuk menjadi wadah dan apresiasi terhadap film indie di Pemalang.
7. Gelar Budaya (01 s/d 02 September 2018)
Aneka ragam budaya di Indonesia menjadikan negeri ini makin berwarna. Gelar Budaya ini bertujuan untuk tetap mengapresiasi budaya-budaya wong gunung agar terus mewarnai kahidupan di Gunung Slamet.
8. Parade Musik Wong Gunung (02 September 2018)
Acara berikutnya adalah Parade Musik Wong Gunung yang menjadi wadah untuk melestarikan budaya-budaya tradisional. Alunan musik daerah bakal membuat Teman Traveler serasa kembali ke masa lalu.
Itulah agenda dalam acara Festival Wong Gunung di Pulosari, Jawa Tengah. Mumpung masih ada waktu, yuk mampir ke festival budaya ini. Sekalian juga jelalah wisata di Pemalang Next