in ,

Filosofi Kuliner-kuliner Khas Nusantara, Bukan Santapan Biasa

Filosofi dan Makna Kuliner Nusantara

Filosofi kuliner
Filosofi kuliner

Indonesia terkenal dengan budaya yang mengakar dan beragam. Berbagai hal dalam keseharian tak lepas dari unsur tradisi. Seperti beberapa makanan berikut ini, ternyata ada makna melekat di balik namanya. Memiliki bentuk yang unik hingga warna tersendiri, filosofi kuliner nusantara ini akan selalu mengingatkanmu pada nilai-nilai kehidupan saat menyantapnya.

Baca juga : Menyapa Gunung Ungaran, Indahnya Puncak Semarang

1. Apem

Apem
Apem via Instagram/@philographia

Apem berasal dari Bahasa Arab afuan/ afuwwun yang berarti ampunan. Dalam tradisi jawa, kue ini digunakan sebagai simbol permohonan kepada Tuhan. Berbagai ritual seperti selamatan kelahiran, pernikahan, hingga kematian menggunakan apem. Saat peringatan penobatan tahta Sultan Jogja, keraton juga menggelar apeman yang dibuat sendiri olah para putri raja.

2. Bubur Lemu

Bubur Lemu
Bubur Lemu via Instagram/@irmahartono_mc

Bubur atau Jenang khas Jawa Tengah ini  memiliki arti kesederhanaan dan kesetaraan karena dimakan oleh berbagai kalangan. Mulai dari keluarga bangsawan hingga rakyat biasa. Jenang juga banyak ditemukan di Jawa Timur dan Jawa Barat dengan ciri khasnya masing-masing.

3. Nasi Tumpeng

Nasi Tumpeng
Nasi Tumpeng via Instagram/@kokogembul

Nasi Tumpeng memiliki banyak arti seperti namanya yang memiliki kepanjangan  ‘yen metu kudu mempeng’  atau kalau keluar harus bersemangat. Tumpeng juga digunakan dalam berbagai acara seperti selamatan. Lauk-pauk yang ada di tumpeng berjumlah tujuh dalam Bahasa Jawa berarti pitu. Maknanya adalah pitulungan atau pertolongan.

4. Nasi Padang

Nasi Padang
Nasi Padang via Instagram/@@kokofood.id

Nasi Padang penuh dengan berbagai makna. Sudah bukan rahasia lagi jika kuliner yang go internasional ini porsinya lebih banyak saat dibawa pulang. Dulunya cara ini dilakukan  agar para pribumi yang beli nasi padang bisa  menikmati dan berbagai dengan sesamanya. Karena pada saat itu, yang biasanya makan di tempat adalah kaum bangsawan.

5. Nasi Liwet

Nasi Liwet
Nasi Liwet via Instagram/@hendijajan

Dalam tradisi Sunda, Nasi Liwet lahir karena alasan penghematan. Dulunya, orang-orang pribumi menyantap nasi yang lansung bercampur dengan lauknya. Ngeliwet akan mengingatkanmu untuk berhemat dan tidak boros. Soal rasa jangan ditanya lagi, begitu enak karena nasinya juga dimasak dengan bumbu kelapa.

6. Rujak Cingur

Rujak Cingur
Rujak Cingur via Instagram/@duniakulinersurabaya

Rujak Cingur memiliki arti keseimbangan antara kehidupan yang enak dan tidak enak. Hal itu ada pada dua jenis petis yang digunakan yaitu petis hitam dengan rasa manis dan petis kecokelatan yang rasanya kurang manis. Beberapa tempat yang terkenal dengan rujaknya adalah Surabaya dan Madura.

7. Gudeg

Gudeg
Gudeg via Instagram/@joqja

Konon gudeg tercipta setelah Pendirian Kerajaan Mataram. Saat itu banyak pohon ditebang untuk mendirikan pemukiman, termasuk pohon nangka. Buahnya yang masih muda kemudian diolah menjadi gudeg. Bagi masyarakat Jogja, gudeg adalah simbol menyatunya rakyat dengan penguasa.

8. Dawet

Dawet
Dawet via Instagram/@makanmana

Dawet atau Cendol adalah minuman tradisional yang umumnya ditemukan di Jawa. Nama Cendol dipercaya berasal dari Jendol yang berarti gumpalan. Merujuk pada sensasi saat menyantap isian dawet yang bergumpal-gumpal. Sedangkan pada dawet ayu, biasanya terdapat lambang Semar dan Gareng yang memiliki makna harapan agar dagangannya laris manis.

Itulah beberapa filosofi kuliner yang ada di Indonesia. Apakah di daerahmu juga ada makanan dengan makna mendalam? Ceritakan di kolom komentar ya Next

ramadan

Nggak Bakal Kehabisan Kata, Quotes Tentang Traveling Ini Bisa Jadi Caption Fotomu

Kafe Ottoman s Coffee

Ottoman’s Coffee Brewers, Kafe Asyik nan Instagenic di Kuningan