Indonesia memiliki kekayaan berupa budaya dan suku yang beragam. Sebanyak itu pula kuliner legendaris yang harus dilestarikan. Salah satunya adalah Gabus Pucung, makanan tradisional Betawi yang sudah ada sejak jaman nenek moyang. Memang sudah mulai susah ditemukan, namun kamu bisa mencobanya di Pondok Gabus milik H. Lukman. Apa istimewanya, sih?
Baca juga : Nasi Goreng Simongol Bandung, Kuliner yang Dimasak di Atas Wajan Raksasa
Apa itu Gabus Pucung?
Apakah Gabus Pucung itu? Yaitu olahan ikan gabus yang dimasak dengan kuah campuran pucung atau dikenal juga dengan nama kluwek. Mirip dengan rawon, hanya saja bukan daging sapi yang menjadi isiannya melainkan ikan gabus. Gabus Pucung merupakan salah satu masakan yang termasuk dalam rincian nyorog, yaitu mengantar makanan yang dimasak oleh anak untuk diberikan kepada orangtua atau mertua pada saat menjelang puasa atau lebaran.
Resep Turun Temurun
Kamu bisa mencicipinya di Pondok Gabus H. Lukman yang berlokasi di daerah Harapan Mulya, Bekasi. Resep enak tak ada tandingan dari kuah pucungnya sudah turun temurun dari ibunya. Dari Warung Nasi Sabi’ih yang buka tahun 1960 hingga berubah menjadi Pondok Gabus H. Lukman di tahun 1980, nikmatnya tak berkurang.
Tambahan Lain yang Tak Kalah Sedap
Masakan Gabus Pucung paling nikmat jika disantap ditemani dengan peyek udang yang kriuk. Jangan lupa untuk mencicipi menu lainnya yang enaknya juga nagih, seperti semur jengkol, pecek lele dan urap kencur. Jika warga Betawi menyebutnya gabus, di Kalimantan ikan ini dikenal dengan nama haruan. Ikan yang sama juga digunakan sebagai bahan pembuatan amplang di Bumi Borneo.
Oleh-oleh Bekasi
Saat berkunjung ke Bekasi, tak ada salahnya juga mencicipi berbagai jajanan khas dari kota ini. Salah satunya adalah Dodol Betawi. Biasanya kuliner ini mulai banyak ditemukan saat menjelang acara besar seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, borong juga Bir Plethok yang merupakan oleh-oleh khas daerah ini. Tenang saja, minuman campuran rempah-rempah yang berkhasiat mencegah masuk Angin, asam urat, pegal-pegal ini halal, kok.
Nah, selain Gabus Pucung ada banyak kuliner tradisional yang sangat layak untuk dilestarikan. Salah satu caranya adalah dengan terus menikmati dan membelinya meski sudah banyak jajanan kekinian. Setuju, kan? Next