Meskipun pusat gempa Lombok berada di 27 kilometer timur laut Lombok Utara, dampaknya juga mengenai Mataram. Beberapa masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Ampenan, berhamburan dan mengungsi menuju pusat Kota Mataram dan tempat-tempat yang tinggi, Minggu (04/06/2018). Hal tersebut juga diakibatkan dengan potensi tsunami yang sempat muncul beberapa saat setelah gempa.
Baca juga : Sapulidi Resto, Santap Masakan Sunda Ditemani Nuansa Pedesaan Asli
Dilansir dari Warta Kota, Sayuti, salah satu warga di sekitar Pantai Ampenan mengatakan warga memutuskan untuk meninggalkan rumah ketika mendengar kabar akan terjadi tsunami. Sehingga warga berbondong-bondong untuk melakukan evakuasi menuju bukit dan tempat-tempat yang tinggi. Salah satunya adalah perbukitan yang berada di kawasan Gunung Sari, Lombok Barat.
Karenanya beberapa ruas jalan menuju Lombok Barat menjadi padat dan macet total yang diakibatkan oleh peningkatan volume kendaraan. Hal tersebut juga mengakibatkan lalu lintas menjadi kacau. Pengungsi yang menggunakan sepeda motor dan mobil panik sehingga beberapa ruas jalan menjadi tak beraturan.
Sedangkan di Kota Mataram, kepanikan juga terjadi. Gempa bumi yang mengguncang dengan kekuatan 7.0 SR tersebut mengakibatkan beberapa bangunan rusak dan listrik padam. Dilansir dari Antaranews.com, sebagian wilayah di Kota Mataram mengalami pemadaman listrik, namun hal tersebut tidak terjadi di Kelurahan Ampenan Tengah.
Kota Mataram sendiri merupakan kawasan yang mengalami kerusakan paling tinggi, setidaknya berada dalam skala MMI VVI. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa yang terjadi tersebut merupakan gempa utama atas rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di kawasan Lombok, NTB. Berdasarkan laporan warga dan analisa BMKG, gempa tersebut dirasakan sangat kuat di kawasan Mataram, yang mengakibatkan tingginya kerusakan, seperti dilansir dari detik.com.
Setelah gempa bumi dengan magnitudo sebesar 7,0 SR mengguncang Lombok, beberapa gempa susulan masih terus terjadi. Namun potensi akan datangnya gelombang tsunami telah dicabut oleh BMKG. Next