Menjelajahi daerah Gondomanan, pemandangan bangunan-bangunan klasik yang erat dengan citra Jogja akan kamu temukan ke mana pun mata memandang. Tempat seperti Pasar Beringharjo dan Benteng Vredenburg adalah destinasi yang dapat di temukan di Kecamatan ini. Namun, terdapat satu bangunan yang sangat mencolok di mata. Masyarakat Yogyakarta menyebutnya dengan nama Gereja Gothic Sayidan.
Baca juga : 10 Es Kopi Susu di Malang dengan Harga Mulai Rp10.000, Bisa Hemat Meski Nongkrong Setiap Hari!
Walaupun Bentuknya Menyerupai Gereja, Tempat Ini adalah Hunian
Gereja Gothic muncul dari sebutan masyarakat karena bentuknya menyerupai gereja. Padahal, bangunan ini adalah sebuah hunian yang telah lama ditinggalkan. Dibangun pada tahun 1979 dengan bentuk rumah konvensional, kemudian dipugar dengan rupa seperti saat ini sekitar tahun 1986. Penggunaan menara-menara dan patung menambah kuat arsitektural Eropa bangunan ini.
Rumah Warga Tionghoa yang Jadi Bangsawan
Pemilik rumah ini adalah warga keturunan Tionghoa bernama Esther Widyo Wanandyo, yang tidak lain adalah istri dari R. Petrus Haryono, Seorang perajin batik yang memiliki relasi dengan Keraton Yogyakarta. Keempat anaknya pun juga orang-orang yang memiliki nama besar di Yogyakarta. Salah satunya adalah KRT Daud Wiryo Hadinagoro, seorang pemilik merk batik yang telah mencapai pasar di Milan dan Singapura.
Batik yang Digunakan Nelson Mandela Produksi di Tempat Ini
Setelah R. Petrus Haryono wafat, Esther yang merawat rumah tersebut bersama anak-anaknya. Di tempat ini pula mereka menjalankan bisnis konveksi batik yang telah di ekspor ke luar negeri tersebut. Sepeninggal Esther, anak bungsunya, KRT Thomas Haryonagoro yang mengelola tempat ini. Namun tak lama ia pun meninggalkan tempat ini dan membuka Museum Ullen Sentalu.
Cagar Budaya dengan Nilai Seni yang Tinggi
Karena bentuk arsitektural yang unik, bangunan ini menjadi cagar budaya pada tahun 2000. Model bangunannya yang menarik ini juga memikat banyak orang. Salah satunya Ari Lasso yang menggunakan tempat ini untuk lokasi shooting video klipnya. Saat ini pun banyak remaja yang menggunakan tempat ini sebagai latar belakang foto mereka.
Semoga bangunan ini mendapat perawatan dan pemugaran agar tetap terjaga keindahannya. Karena jarang sekali arsitektur seperti ini kita temukan di Indonesia. Pernah melintas di Kampung Sayidan? Familiar dengan bangunan ini?