Penikmat pantai dan lautan yang penuh keindahan pasti akan setuju jika Maladewa ibarat surga. Tapi saat keinginan untuk menginjakkan kaki di Maladewa belum kesampaian, Gili Labak Madura bisa menjadi alternatif yang sangat cukup memberi kebahagiaan. Destinasi wisata di pulau Madura ini tak kalah indah dan eksklusif, seperti cerita tim Travelingyuk berikut saat berkunjung ke sana berikut ini.
Baca juga : Yuk Ngabuburit di Masjid Raya Sultan Riau, Kokoh Ratusan Tahun dengan Perekat Telur
Berangkat via Tanjung Saronggi
Gili Labak berada di wilayah Kabupaten Sumenep, dan pintu masuknya bisa diakses dari beberapa titik. Seperti Pelabuhan Kali Adem dan Tanjung Saronggi. Tim Travelingyuk memilih berangkat ke pulau surgawi tersebut via opsi kedua yaitu, Tanjung Saronggi.
Paket Wisata yang Seru Sekali
Dengan maraknya media sosial saat ini, kamu bisa mencari informasi tentang open trip ke Gili Labak dengan Mudah. Cari saja di Instagram,dan sesuaikan dengan budget yang kamu miliki. Beberapa jasa open trip menyediakan pilihan paket. Untuk 1 hari harganya sekitar Rp250.000. Dana sebanyak itu sudah termasuk, transportasi Surabaya-Gili Labak PP, makan dua kali, peralatan snorkeling, foto bawah air dan tempat istirahat. Ada juga paket dua hari 1 malam yang biayanya mencapai Rp.350.000. Disediakan tempat menginap dekat pantai dengan suasana menyenangkan.
Perjalanan yang Menantang
Tim Travelingyuk berangkat dari Surabaya dengan meeting point di Stasiun Gubeng. Perjalanannya cukup menyita waktu dengan menumpang kendaraan jenis elf. Saat perjalanan di malam harinya, kamu bisa manfaatkan untuk istirahat agar besok sewaktu ke Gili Labak bisa lebih Fit.
Sekitar pukul 4.30 tim Travelingyuk tiba di Pelabuhan Tanjung Saronggi. Akses ke Gili Labak dari sini lebih singkat dibandingkan berangkat dari pelabuhan utama Sumenep yaitu Kali Adem. Hanya saja, kalau naik angkutan umum dan datang saat akhir pekan dihimbau untuk booking perahu terlebih dahulu. Saat itu, wisatawan memang ramai dan kebanyakan perahu penyebrangan sudah disewa.
Menikmati Matahari Terbit dari Tanjung Saronggi
Dari tanjung Saronggi perjalanan ke Gili Labak dimulai Pukul 05.30. Sebelumnya, kamu bisa mengintip matahari terbit lebih dulu dari salah satu halaman rumah warga. Langit memerah seakan menutupi bau amis khas lautan. Lalu dilanjutkan dengan naik perahu ke Gili Genting. Di sini ada beberapa kuliner Madura yang dijual dan pas untuk sarapan. Jangan buru-buru melanjutkan perjalanan, karena ada pantai sembilan dengan spot selfie kekinian. Silakan bermain ayunan atau sekadar berteduh dan melihat lautan.
Snorkeling Mengintip Kehidupan Bawah Laut
Dari Gili Genting, perjalanan dilanjutkan menuju spot snorkeling. Kalau ikut open trip atau tur, sudah lengkap dengan peralatan snorkeling. Turis-turis tinggal memakainya lalu berenang melihat ikan-ikan. Area terumbu karangnya lumayan luas, dengan perairan jernih menyegarkan. Ikannya juga banyak seakan siap menyambut kami dengan bersama dengan keindahan bawah laut lainnya.
Puas snorkeling, kami kembali naik perahu dan menuju ke daratan Gili Labak. Dari kejauhan sudah terlihat jelas warna biru terang yang mirip dengan pantai-pantai di Maladewa. Pasir putih, hamparan laut biru seakan memanjakan indra dengan keindahan dan aroma alam.
Jalajah Gili Labak Penuh Keseruan
Kami sampai di Gili Labak sekitar pukul 10.00 dan diberi waktu hingga pukul 13.00 untuk menjelajahi seisi Gili Labak. Tak cukup memang, dan kata salah satu temanku, harus ada edisi remidi ke serpihan surga di Madura ini. Tiga jam bisa dimanfaatkan untuk mandi, makan dan keliling. Mulai dari minum es kelapa muda bareng, bercengkerama dengan Pak Tony, kakek pemilik kebun kelapa di tepi pantai sekaligus warga asli Gili Labak. Dan tentu saja, lari-larian di pasir yang memanas karena saking teriknya siang itu.
Gili Labak adalah tempat yang indah baik siang dan malam. Sayang kami tak sempat mengintip matahari terbit atau tenggelam karena sudah waktunya pulang. Perjalanan kembali ke Pulau Madura memakan waktu hingga dua jam naik perahu dengan kapasitas puluhan orang. Lelah mendera, bahkan aku bisa tertidur meski perahu bergoyang aduhai karena ombak. Begitu tiba dan waktu menunjukkan pukul 16.00 kami melaju ke Surabaya. Begitulah Gili Labak. Bagaimana sudah tertarik datang ke sini? Next