Ketika berbicara soal gunung-gunung di Malang, nama-nama yang muncul selalu Semeru, Bromo, dan Arjuna. Sedikit yang tahu bahwa ada sebuah gunung bernama Gunung Butak yang juga memiliki pesona yang menarik. Namun namanya tak sepopuler gunung-gunung lain di Malang, bahkan Gunung Panderman pun lebih dikenal ketimbang nama Gunung Butak, padahal bertetangga.
Baca juga : 7. Bangunan Tua yang Dianggap Mistis di Malang Raya
Gunung Butak terletak di perbatasan antara Blitar dan Malang, Jawa Timur. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.868 mdpl. Untuk mencapai
Gunung Butak, ada 2 jalur resmi yang tersedia, yaitu via Sirah Kencong dari Blitar dan via Panderman di Batu, Malang Raya. Kali ini kita akan membahas apa saja yang ditawarkan jalur pendakian Gunung Butak via Panderman. Di via Panderman, pos perijinan Gunung Butak dan Gunung Panderman disediakan oleh pos yang sama. Kemudian perjalanannya akan dipisahkan oleh sebuah persimpangan, dimana jika menuju Panderman makan akan berbelok ke kiri dan jalannya langsung menanjak. Sementara jika ingin menuju Butak, maka pilih jalan kanan yang lurus maju untuk kemudian memulai perjalanan yang panjang namun punya sesuatu yang
menarik disana.
Jarang Dijamah, Ikuti Petunjuk Jalan Berupa Ikatan Tali Rafia
Gunung Butak memang tidak popular, imbasnya jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini, dan gunungpun terasa begitu alami. Tidak heran petunjuk jalan pun tidak selalu ada. Perjalanan di Gunung Butak memiliki beberapa jalan bercabang. Untuk menyiasati hal ini, perlu digunakan cara tradisional, yaitu menandai jalan dengan tali rafia yang diikat di ranting-ranting. Ikuti jalan-jalan ini, kalau perlu, tandai dengan talimu sendiri untuk lebih memastikan jalan kembali. Meski begitu, arah jalan di Gunung Butak sebenarnya cukup jelas, tapi tidak ada salahnya untuk lebih memperisapkan diri dari berbagai kondisi.
Meski Melelahkan, Medan Perjalanannya Memanjakan Mata
Perjalanan menyusuri Gunung Butak normalnya memakan waktu 6-8 jam, termasuk perjalanan yang panjang. Memang benar, jalan yang ditelusuri
cukup panjang, namun termasuk santai karena didominasi medan yang landai. Tapi gunung tetaplah gunung, Butak tetap memiliki medan perjalanan yang curam, bahkan mencapai kemiringan agak lebih sedikit dari 45 derajat.
Untungnya, meski panjang, perjalanan di Gunung Butak termasuk bisa dinikmati dengan santai. Selain karena medan landai yang sangat memperbaiki mood setelah bersusah mendaki beberapa medan curam, perjalanan juga dihiasi oleh berbagai bunga dan tanaman yang memanjakan mata, termasuk beberapa tanaman yang tumbuh membentuk struktur menarik di sepanjang jalan. Jika kamu adalah pendaki yang cukup peka dalam menikmati alam sekitar, maka perjalanan akan terasa menyenangkan.
Pesona Sabana Butak
Sabana selalu jadi tempat yang paling memesona di kebanyakan gunung-gunung Indonesia. Wajar saja, setelah melalui perjalanan melelahkan, mata akan terasa segar melihat sabana yang luas setelah sebelumnya hanya melihat sesaknya pepohonan. Masalahnya, tidak semua gunung memiliki sabana, dan beruntunglah Gunung Butak merupakan satu dari sekian gunung yang memiliki sabana.
Sabana di Gunung Butak via Panderman, dicapai setelah melewati jalan berjurang. Jadi berhati-hatilah saat melewati track apalagi kalau hari keburu gelap. Dan tentu Gunung Butak juga tak direkomendasikan untuk didaki saat musim hujan, karena sangat licin sekali. Sabana Gunung Butak bisa menjadi tempat berkemah sekaligus bermalam untuk kemudian melanjutkan summit ke puncak pada dini hari. Keberadaan sumber air di Sabana juga semakin menolong dan mendukung tempat ini sebagai tempat beristirahat paling tepat. Tapi selalu ingat etika, jangan meningalkan sampah apalagi limbah kimia (sabun, sampo, dan semacamnya) di sumber air.
Bertemu Punden Diperjalanan Menuju Puncak
Melanjutkan perjalanan dari Sabana, tidak ada petunjuk yang jelas dalam perjalanan menuju puncak. Salah satu jalur menyajikan suatu pemandangan yang unik, yaitu kehadiran Punden. Sulit mencari informasi ini Punden apa dan bagaimana sejarahnya. Yang jelas, kehadiran Punden ini harus dihormati dan jangan berbuat hal yang tidak-tidak.
Pemandangan Indah di Puncak
Segala perjalanan yang panjang dan melelahkan itu akan terbayar dengan pesona di puncak. Di puncak terdapat tanah lapang sebagai tempat yang asik untuk menikmati momen. Disana kita juga bisa melihat puncak gunung Arjuna yang diselimuti hamparan lautan awan. Sebuah pemandangan yang sangat memuaskan untuk dinikmati. Tentu pemandangan ini akan semakin terasa memuaskan apabila bias menikmatinya semenjak sunrise dating. Tapi daripada teburu-buru pemburu sunreise, keselamatan tetap harus diutamakan, toh pemandangannya tetap indah meski melewatkan sunrise. Karena harus selalu ingat, tujuan utamanya adalah kembali ke rumah dengan selamat.
Gunung Butak memang kalah mentereng namanya dibanding gunung-gunung disekitarnya. Namun bukan berarti Gunung Butak tak punya pesona. Jika anda pendaki disekitar Malang atau Blitar, Gunung ini jelas opsi destiasi yang wajub dicoba. Tapi harus selalu ingat untuk selalu menjaga lingkungin di wisata alam seperti ini. Salam lestari Teman Traveler. Next