Bila membicarakan tentang keindahan alam Jawa pasti tak akan pernah ada habisnya, dari Barat sampai ujung timur Pulau Jawa terhampar ribuan destinasi alam yang selalu mempesona, Baluran di Jawa Timur dijuluki Africa Van Java sebab hamparan Savana yang terlihat eksotis, kemudian Garut Jawa Barat dijuluki sebagai Swiss Van Java karena kontur alamnya yang menyerupai Swiss di Eropa dan salah satu destinasi populer di Garut yaitu Gunung Papandayan.
Baca juga : Viral Foto Ikan Hiu Diinjak 3 Polisi, Ini Fakta-Fakta di Baliknya
Mengenal Gunung Papandayan
Kawasan Gunung Papandayan berada di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut Jawa Barat, dengan tinggi 2.665Mdpl. Gunung ini sangat cocok bagi pendaki pemula. Akses dan track yang tidak begitu sulit di gunung ini bisa menjadi ajang latihan bagi yang ingin mencoba seperti apa rasanya mendaki.
Terdapat 3 Pos di Gunung Papandayan dan untuk sampai ke puncak Tegal Alun dibutuhkan waktu pendakian sekitar kurang lebih 3-4 jam namun tergantung kecepatan kaki setiap pendaki. Yang menarik dari gunung ini pendaki akan melewati kawah saat akan menuju Pos 2, tentunya pemandangan ini membuat pendakian menjadi lebih menyenangkan.
Sejarah Papandayan
Konon mitos nama Gunung Panapandayan itu berawal dari masyarakat sekitar yang sering mendengar suara aneh ketika sedang melewati Gunung tersebut. Suaranya seperti besi yang ditempa atau dipukul layaknya pandai besi yang sedang membuat berkakas. Setelah diselidiki ternyata sauara itu berasal dari kawah Gunung Papandayan. Kata “Panday” artinya tempat menempa besi atau pembuatan besi jadi karena itulah masyarakat sekitar menamai gunung tersebut sebagai Gunung Papandayan.
Akses Menuju Lokasi
Untuk menuju kawasan Gunung Papandayan bisa diakses dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Cirebon ataupun Bogor. Transportasinya juga bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Biasanya wisatawan yang hendak mendaki akan menggunakan kendaraan umum menuju ke Cisurupan yang berjarak kurang lebih 30 km dari pusat Garut. Kemudian setelah sampai di Cisurupan bisa dilanjut menyewa ojek ataupun mobil Pick up menuju lokasi pendakian Pos 1 atau basecamp David. Untuk sewa ojek PP dikenakan tarif 50 rb rupiah itu sudah harga nego. Tapi jika peserta pendakinya banyak lebih baik menyewa mobil pick up saja.
Mengenai Tiket masuk kawasan Gunung Papandayan itu sekitar 65 rb rupiah sudah termasuk tiket masuk kawasan dan juga tiket camping. Namun jika membawa kendaraan pribadi tentunya akan ada tarif masuk kendaraan dan tarif parkir.
Pondok Saladah Camping Ground
Pondok Saladah merupakan lokasi camping bagi para pendaki yang akan berkemah. Lokasi ini tidak jauh dari Hutan Mati. Di Pondok Saladah juga terdapat mata air untuk minum. Juga dipenuhi pohon cantigi yang rindang termasuk bunga edelweis. Sudah tersedia warung juga dilokasi ini, jadi mengenai makanan jangan terlalu dikhawatirkan karena sudah tersedia. Tapi tetap harus menjaga kebersihannya yah jangan mengotori ataupun merusak alam yang seharusnya kita jaga ini.
Mengunjungi Hutan Mati
Hutan ini sebenarnya hutan Cantigi yang telah mati, terbentuk akibat terkena abu vulkanik dari letusan Gunung Papandayan pada tahun 2002. Pohon – pohon mati itu masih berdiri sampai dengan sekarang. Walau namanya Hutan Mati, justru tempat ini membuat Gunung Papandayan lebih hidup karena panorama yang alami sungguh luar biasa. Lokasinya juga sangat dekat dengan perkemahan, sehingga pendaki bisa berlama – lama di tempat ini untuk mendapatkan foto yang ciamik.
Estimasi Waktu
Estimasi yang akan dicantumkan di mulai dari titik jalur menuju kawasan gunung atau pertigaan Cisurupan :
Jalur Pendakian | Waktu Tempuh |
Pertigaan Cisurupan – > Basecamp David (Pos 1) | 15 menit |
Basecamp David (Pos 1) – > Kawah Papandayan | 30 menit |
Kawah Papandayan – > Gubber Hood (Pos 2) | 45 menit |
Guber Hood (Pos 2) -> Pondok Saladah (Camping Ground) | 15 menit |
Pondok Saladah (Camping Ground) -. Hutan Mati | 15 menit |
Hutan Mati -> Tegal Alun | 60 menit |
Itulah beberapa informasi yang mungkin bisa membatu para pendaki yang akan berencana untuk menaiki Gunung Papandayan, semoga bermanfaat dan tetap jaga kelestaraian alam Indonesia boleh dinaiki tapi jangan dikotori, Salam Lestari. Next