Kabupaten Semarang adalah puncaknya masyarakat sekitar yang selalu menjadi pilihan untuk tempat melepas penat dan menyatu dengan alam. Di kawasan ini berdiri Gunung Ungaran yang memiliki ketinggian 2.050 mdpl. Seperti gunung pada umunya, Lereng Gunung Ungaran memiliki pesona dan hawa yang sejuk luar biasa. Dari beberapa pesona sekitarnya, ada Curug Lawe yang masih jarang diketahui. Begini cerita pengalaman dari Kontributor Travelingyuk, Rizky Nusantara. Seindah apa, sih.
Baca juga : Belajar Sopan Santun dari Rumah Adat Desa Sasadu Maluku
Lokasi Curug Lawe
Curug Lawe berada di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Berjarak kurang lebih 12 km dari Kota Semarang dan kurang lebih 7 km dari Kota Ungaran. Dari Alun-alun Kota Ungaran arahkan kendaraan menuju Mapagan melalui jalan yang menembus Boja. Setelah sampai di Boja ambil kearah Sumur Gunung. Dari pertigaan Sumur Gunung dilanjutkan kearah selatan menuju perkebunan Cengkeh sepanjang 3 km.
Dikelilingi Kebun Cengkeh
Pemandangan cukup menarik dengan hamparan perkebunan cengkeh. Hanya saja, jalanannya cukup menyeramkan dengan kemiringan yang beragam antara 25 – 45 persen. Ada sebuah kelokan yang cukup menggoda untuk menghentikan laju kendaraan dan mengambil beberapa foto. Tak Jauh dari kelokan itu, para pengunjung akan disambut dengan Gapura Selama datang di Curug Lawe.
Perjalanan belum usai sampai disini. Teman Traveler harus berjalan sekitar 30 menit menuju Air Terjun Curug Lawe. Jalanan menuju Air Terjun hampir sama seperti mendaki gunung. Jadi, Curug Lawe ini bisa dijadikan sebagai pemanasan sebelum naik ke atas puncak.
Hutan belantara di kanan kiri membuat perjalanan menjadi sangat menyenangkan. Apalagi, sepanjang perjalanan Teman Traveler bisa menyegarkan diri dengan sebuah parit yang airnya sangat jernih. Laju airnya cukup deras, sungguh segar untuk tempat beristirahat sejenak.
Jembatan Cinta
Hal yang menarik di Curug Lawe ini adalah sebuah jembatan cinta yang berwarna merah. Kondisi jembatan sangat tidak layak karena bolong-bolong. Hati-hati, jembatan ini berbatasan langsung dengan jurang. Jadi, sangat tidak disarankan bila ada pengunjung yang takut ketinggian melihat apa yang ada di balik kayu yang bolong itu. Jembatan ini pun juga hanya boleh di lalui oleh 5 orang saja.
Setelah melewati jembatan, jalanan akan mulai menanjak dengan bebatuan yang berjajar keatas. Pepohonan berderet rapi, gemericik air tedengar begitu meneduhkan dan suara burung-burung yang merdu membuat rasa lelah ini tersamarkan.
Sayangnya, menuju wisata ini belum menyediakan fasilitas, seperti kantin atau warung. Berbeda dengan gerbang masuk menuju curug yang berjajar warung-warung. Sangat disarankan membawa bekal makanan dan minuman. Tenang saja, disini tidak ada kera-kera nakal seperti yang ada di hutan-hutan lainnya.
Keindahan Curug Lawe
Suara gemerick air terdengar begitu merdu. Keindahan air terjun ini begitu jelas terlihat walau dari kejauhan. Air-air yang mengalir diantara bebatuan menjadi sebuah tempat bermain yang sangat menyenangkan. Teman Traveler juga bisa pula berenang karena ada sebuah kubangan yang cukup luas.
Curug disini ada dua, bagiakan air terjun kembar yang terpisah. Curug yang satunya adalah Curug Benowo. Jalan menuju Curug Benowo sama dengan Curug Lawe. Hanya saja, akan ada persimpangan yang memisahkan kedua jalan ini. Jika belok ke arah kiri menuju ke Curug Lawe jika, ke kanan kearah Curug Benowo.
Bagi kamu yang hobi berpetualang, kedua curug ini sangat cocok dikunjungi untuk menghabiskan waktu libur panjang bersama teman. Hanya dengan membayar uang retribusi Rp4 ribu ditambah dengan uang parkir Rp5 ribu untuk mobil, Teman Traveler bisa menikmati petualangan yang sangat menyenangkan. Bagaimana, tertarik untuk mencoba? Next