Banyak hotel berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk para pelanggannya. Baik itu dari segi desain, fasilitas, hingga pelayanan. Tak jarang orang mau merogoh kocek dalam untuk bisa merasakan pengalaman bermalam yang nyaman dan mewah. Tapi, bagaimana jika sudah mengeluarkan banyak uang, malah hanya mendapatkan fasilitas kasur saja? Seperti hotel tanpa tembok dan atap satu ini.
Baca juga : 4 Hotel Dengan Arsitektur Unik di Indonesia, Mulai Rp 400 ribuan
Bintang 0
Hotel ini bernama Null Stern, yang berarti “tanpa bintang”. Yang dimaksud di sini adalah penghargaan bintang pada sebuah hotel. Bukan bintang 3 atau 5, hotel ini memiliki bintang 0. Mereka memiliki konsep “the only star is you”, yang ditujukan kepada para tamu. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Null Stern adalah hotel tanpa tembok dan atap. Ya, hotel ini hanya menyediakan double bed di ruang terbuka.
Hotel Tanpa Tembok dan Atap
Hotel ini berada di Pegunungan Alpen, Swiss. Terbayang nggak, bagaimana kamu tidur di ruang terbuka di sebuah pegunungan? Suasana pegunungan Swiss yang begitu sejuk bakal memanjakanmu. Belum lagi pemandangan alam tanpa pembatas yang bebas dinikmati sampai puas. Mau pagi atau malam, semuanya pasti indahnya. Selain pemandangan pegunungan di kejauhan, kamu juga bisa melihat persawahan sampai pemukiman warga.
Minim Fasilitas
Sudah dibangun tidak menggunakan tembok dan atap, hotel ini juga sangat minim fasilitas. Jangankan lemari untuk menggantung baju dan menyimpan barangmu, mau ke kamar mandi saja harus berjalan sekitar 10 menit untuk memakai toilet restoran terdekat. Kamu juga bisa tiba-tiba melihat sapi liar lewat di dekat “kamar” hotel. Wah, agak ngeri-ngeri sedap ya.
Harga Hotel Tanpa Tembok dan Atap
Meski minim fasilitas, Null Stern memiliki pelayan petani lokal yang akan mengantarkan makanan olahan produk lokal mereka. Harga yang ditawarkan pun cukup mencengangkan, yaitu USD335 atau sekitar Rp4,9 juta. Iya, hampir 5 juta per malamnya!
Ternyata, hotel ini dibangun atas kreasi seniman Riklin bersaudara. Sudah ada sejak tahun 2010, Frank dan Patrik Riklin yang merupakan saudara kembar, membuat kreasi seni berupa hotel yang terbuka ini. Kamu berminat nggak menginap di sini? Next