Rugi jika jauh-jauh traveling ke Bali, tapi Teman Traveler hanya menghabiskan waktu dengan berdiam diri di dalam kamar hotel. Mengeksplorasi setiap sudut jalanan sepertinya menjadi hal yang menyenangkan. Ketika Teman Traveler menginap di salah satu hotel, hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit menuju Jalan Legian. Tempat ini bisa dimanfaatkan untuk mengenal suasana sekitar yang nyatanya saat pagi dan malam jauh berbeda.
Baca juga : Resto Serba Susu Lembang, Kemewahan Tak Terduga di Rest Area
1. Lingkungan Hotel di Jalan Legian
Ketika bangun di pagi hari, Teman Traveler akan merasa nyaman karena hanya mendengar suara kicauan burung dan merasakan semilir angin dari balkon. Lingkungan hotel yang teduh dan hijau membuat Teman Traveker betah berlama-lama duduk di balkon menikmati udara pagi Bali ditemani dengan secangkir kopi hangat.
Suasana pagi akan berbeda ketika malam tiba. Suara musik yang berasal dari kafe, bar, klab maupun resto tidak henti-hentinya saling bersahutan seperti memanggil wisatawan untuk segera melipir.
2. Suasana di Jalan Legian
Don’t leave anything, but footprint. Kata bijak ini yang mungkin bisa Teman Traveler gunakan ketika sedang mencari makan pagi di sekitar Jalan Legian. Suasananya tidak begitu hectic, cukup tenang, dan tidak terjadi keramaian apapun. Pura yang ada di jalan yang bersih dan rapi ini terlihat begitu sejuk dan damai.
Menjelang malam, suasana di Jalan Legian sangat ramai. Hampir semua kafe, bar, klab, hingga resto memutar lagu yang keras dan bahkan ada yang menampilkan live music. Rasanya aneh juga ya Teman Traveler jika tidak terdengar musik di tempat-tempat nongkrong yang didominasi oleh Wisatawan Asing.
3. Lalu lintas di Jalan Legian
Saat pagi, Teman Traveler bisa menyeberang jalan dengan mudah. Memang kendaraan tidak terlalu sepi, tapi tidak seramai dan sepadat ketika malam. Jalan kecil menuju Pantai Kuta pun terlampau lengang dari kendaraan.
Saat malam, bukan hanya macet dengan kendaraan yang melintas tapi juga wisatawan banyak yang menelusuri jalan ini dan terkadang ada yang menghalangi jalan Teman Traveler di trotoar. Memang tidak terlalu mengangggu, hanya saja Teman Traveler harus lebih berhati-hati.
4. Monumen Bom Bali di Jalan Legian
Pariwisata di Bali, terutama di Jalan Legian, sempat mengalami penurunan secara drastis. Hal tersebut disebabkan adanya ledakan bom di jalan ini beberapa belas tahun yang lalu. Salah satu sudut jalan dibangunlah Monumen Bom Bali untuk mengenang para korban.
Pada malam hari, kerlap kerlip lampu yang menghiasi monumen ini terlihat begitu indah. Sangat unik dan berbeda dari lampu-lampu di sekitarnya. Warna lampu monumen dan air mancurnya akan berganti setiap detik. Saat pagi, lampu ini tidak dinyalakan. Hanya ukiran khas Bali saja yang terlihat paling menonjol dari monumen ini.
Teman Traveler, itulah perbedaan yang ada di Jalan Legian saat pagi dan malam. Walaupun berbeda, tempat ini akan tetap seru untuk dijelajahi ketika pagi maupun malam. Next