Indonesia terkenal dengan kekayaan budaya dan keindahan alamnya yang memanjakan mata, membuat kita semakin mencintai negeri ini. Seperti Labuan Bajo, salah satu kawasan di bagian timur Indonesia yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo. Wisata ini bahkan sudah resmi menjadi World Class Destination. Berikut adalah cerita pengalaman jelajah Labuan Bajo dari Kontributo Travelingyuk, Nurul Huda. Simak lebih lengkapnya yuk.
Baca juga : Kafe Tema Lab di Indonesia, Jadi Keinget Praktikum Kimia Pas SMA
Serunya Keliling Kota Labuan Bajo dengan Motor
Agustus tahun lalu, saya bertiga dengan teman saya berlibur ke Labuan Bajo. Kami sengaja datang tiga hari sebelum Trip Sailing Komodo, karena ingin mengeksplor beberapa tempat wisata di kota kecil dibagian ujung barat Pulau Flores ini.
Hari pertama, pagi sekali kami menyewa motor dekat pelabuhan. Tarif sewa motor perharinya sekitar Rp80 ribu, sudah termasuk helm dan bensin. Kami berangkat dari kota Labuan Bajo menuju ke air terjun Cunca Rami di Kecamatan Sano Nggoang dengan waktu tempuh sekitar dua jam dan hanya bermodalkan GPS. Sayangnya perjalanan kami tidak berjalan mulus. Kami kehabisan bensin, karena di kawasan ini pom bensin masih jarang. Tidak heran kalau ada beberapa pembeli yang membawa jerigen bensin untuk persediaan mereka. Tidak hanya kehabisan bensin, kami juga salah jalur dan hampir kehilangan arah selama satu jam. Benar-benar jelajah Labuan Bajo, ya.
Pemandangan Menuju Cunca Rami
Jelajah Labuan Bajo dilanjutnya dengan menuju air terjun. Kami mencoba bertanya dengan penduduk setempat, lalu mengikuti plang penunjuk arah sekitar 30 menit ditemani jalan bebatuan dan setelah melewati persawahan kami tidak menemukan petunjuk arah lagi menuju Cunca Rami. Syukurlah ada seorang wanita yang mau mengantarkan kami sampai tujuan. Jika kalian mau ke sini, harus berhati-hati karena petunjuk arah yang masih kurang jelas dan jalur yang sangat curam harus melewati dua anak sungai. Tetapi perjalanan kalian tidak akan sia-sia karena air terjun yang tingginya 30 meter itu merupakan air terjun tertinggi di Manggrai Barat dengan pemandangan yang indah memuat rasa letih kita terbayar.
Makanan Laut Berlimpah
Puas main di Cunca Rami, kami kembali ke kota dan makan malam di Kampung Ujung yang kebetulan tidak jauh dengan tempat kami menginap. Penduduk di Pulau Flores rata-rata menggantungkan hidupnya di laut. Tidak heran kalau kita jumpai kuliner yang menyajikan hidangan hasil laut yang beraneka ragam. Salah satunya Kampung Ujung, yang buka saat malam hari. Letaknya cukup strategis dekat dengan pelabuhan, membuat tempat ini selalu ramai pengunjung. Menu yang disajikan sangat beragam seperti udang, lobster, cumi, kepiting, kerang dengan harga yang terjangkau.
Menuju Goa Batu Cermin
Hari kedua, destinasi selanjutnya adalah Goa Batu Cermin yang letaknya di sebelah timur laut dari pusat kota Labuan Bajo. Perjalanan kali ini tidak begitu melelahkan, karena hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Petunjuk arah yang sudah jelas mempermudah perjalanan kami untuk kesana. Sesampainya di sana, kami membayar tiket masuk 10rb/orang. Ini adalah kali pertama saya masuk ke dalam goa. Menelusuri goa ini tidak memakan waktu lama hanya sekitar 10 menit.
Sunset di Bukit Silvia
Setelah berpetualang di Goa Cermin, saya dan teman-teman makan siang di dekat pelabuhan kota Labuan Bajo. Harga makanan di Labuan Bajo masih standar sekitar Rp15 ribu -Rp30 ribu. Sore harinya kami melihat sunset di Bukit Silvia. Dinamakan Bukit Silvia karena letaknya yang berdekatan dengan Resort Silvia. Untuk menikmati sunset dari ketinggian, kami harus trekking sekiatr 10 menit. Pemandangan Bukit Labuan Bajo makin cantik dengan langit yang mulai senja.
Bukit Cinta Labuan Bajo
Hari ketiga, kami ke Bukit Cinta yang letaknya tidak jauh dari kota. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke lokasi ini. Pemandangan pohon berdiri kokoh di bukit itu sering diberi sebutan Pohon Jomblo. Menariknya lagi, pohon ini cocok banget dijadikan spot berfoto. Cukup lama kami menghabiskan waktu di bukit ini. Setelah puas berfoto-foto, kami turun dan mengisi perut di Paradise Café Labuan Bajo sembari menikmati senja dan ditemani oleh live music dari kafe tersebut.
Kami menghabiskan malam terakhir di kota Labuan Bajo dengan mampir ke salah satu kafe yang berada di tengah-tengah kota yaitu Le Pirate. Kafe ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang rata-rata berasal dari luar negeri. Tidak banyak orang lokal yang kami temui saat berkunjung ke kafe ini.
Sumber: idntimes.com
Di atas beberapa destinasi yang wajib kalian kunjungi saat jelajah Labuan Bajo. Selamat berkeliling, jangan lupa ajak juga orang yang kamu sayangi ya, supaya liburanmu semakin seru. Next