Genap satu tahun berlalu semenjak terjadinya peristiwa mengenaskan kecelakaan pesawat Lion Air JT610. Pada Jum’at (25/10) lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan penyebab jatuhnya pesawat tersebut melalui situs resminya. Berikut info selengkapnya.
Baca juga : Tips Mudik Naik Kendaraan Umum, Biar Aman Sampai Kampung Halaman
Lion Air JT610 Jatuh
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 yang mengudara pada 29 Oktober 2018 dari Jakarta hendaknya bertujuan ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Namun dalam perjalanan yang seharusnya memakan waktu sekitar 1 jam, pesawat ini mengalami kecelakaan maut. Semua kru dan penumpang berjumlah sekitar 189 orang meninggal dunia.
Hilang Kontak Selama 13 Menit
Lion Air JT610 ini diketahui lepas landas pada pukul 06.20 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkal Pinang pada 07.20. Rupanya tidak lama setelah mengudara, pesawat ini hilang kontak selama kurang lebih 13 menit. Sehingga pada pukul 06.33 diketahui JT610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Akhirnya Tim SAR dan Basarnas pun dikerahkan untuk mencari penumpang dan kru. Pihak berwenang juga melakukan investigasi demi mengetahui penyebab jatuhnya JT610.
9 Faktor Penyebab Kecelakaan
Setelah satu tahun berlalu semenjak tragedi tersebut terjadi, hasil investigasi pun dikeluarkan. KNKT telah mengeluarkan laporan resmi sebanyak sekitar 322 halaman yang membongkar kronologi lengkap dari kecelakaan Lion Air JT610. Terungkap bahwa terdapat 9 faktor yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat tersebut.
Dalam hal ini faktor sendiri mengacu sebagai tindakan, kelalaian, peristiwa, kondisi atau kombinasi yang bila dihindari atau tidak terjadi maka dapat mengurangi tingkat keparahan kecelakaan yang terjadi. Faktor yang disebutkan merupakan tatanan kronologis, bukan tingkat kontribusi. 4 dari 9 faktornya adalah sebagai berikut:
- MCAS dirancang untuk mengandalkan sensor AOA tunggal, sehingga ia rentan terhadap kesalahan,
- Tidak adanya panduan tentang MCAS yang lebih rinci dalam penerbangan manual maupun latihan awak pesawat, sehingga saat penerbangan kru sulit merespons MCAS yang tidak diperintahkan dengan tepat,
- AOA sensor yang telah diganti rupanya mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi selama perbaikan,
- Investigasi tidak dapat menentukan bahwa uji pemasangan sensor AOA dilakukan dengan benar.
Itulah pernyataan tentang hasil investigasi Lion Air JT610 setelah satu tahun setelah kecelakaan terjadi. Laporan lengkapnya dapat dibaca secara umum melalui situs resmi Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Semoga ke depannya tidak ada lagi kejadian serupa dan maskapai Indonesia selalu aman. Next