in , ,

Rekomendasi Kafe Rindang di Bandung, Ngabuburit Nyaman Seperti Rumah Sendiri

Deretan Kafe Bernuansa Alami dan Asri di Bandung

Kafe Rindang di Bandung

Kafe yang tawarkan nuansa rindang tentu bikin nongkrong makin nyaman. Terasa santai, bagaikan di rumah sendiri. Nah, inilah rekomendasi kafe rindang yang juga bisa dijadikan wisata Bandung yang patut Teman Traveler coba.

Baca juga : 4 Tips Agar Tidak Mudah Lelah Saat Traveling Sambil Puasa

Kineruku

Salah satu kafe rindang di daerah Bandung (c) Helga Christina/Travelingyuk

Rumah tua di Jalan Hegarmanah no 52 sepintas tampak seperti bangunan biasa. Namun begitu masuk, Teman Traveler akan mendapati sebuah kafe dengan deretan koleksi buku yang bisa jadi teman ngopi maupun sekedar ngemil roti, bernama Kineruku.

Semuanya bisa dibaca di tempat tanpa bayar alias gratis. Total ada sekitar 1.000 judul buku di sini. Selain buku, Kineruku juga sediakan beragam CD band indie dan film untuk disewa.

Suasana di dalam Kineruku (c) Helga Christina/Travelingyuk

Kafe ini buka setiap hari kecuali Selasa. Mereka siap melayani pelanggan antara pukul 10.00 hingga 20.00. Pengecualian untuk Minggu, di mana kafe hanya buka antara pukul 11.00 hingga 18.00. Menu yang ditawarkan cukup terjangkau, paling murah Rp18.000 dan termahal Rp35.000.

Cafe D’Pakar

Kafe dengan nuansa ilalang (c) Helga Christina/Travelingyuk

Meski lokasinya terpencil, di Jalan Bukit Pakar Timur, Desa Ciburial, Dago Pakar, Bandung Utara, kafe ini selalu ramai tiap weekend. Pengunjungnya berasal dari kalangan pecinta kuliner serta manusia tidak jomlo, yang berhasrat nikmati suasana malam Minggu bersama pujaan hati.

Kafe D’Pakar berada di kawasan hutan lindung, hingga sanggup hadirkan pemandangan alam menyejukkan mata dan hati. Teman Traveler bisa duduk di area outdoor maupun indoor, namun banyak orang rela antre demi merasakan asyiknya nongkrong di area terbuka.

Soal menu makanan maupun minuman, sajian di D’Pakar sebenarnya tak terlalu istimewa. Harganya bervariasi antara Rp10.000 hingga Rp40.000. Mereka buka setiap hari kecuali Senin. Teman Traveler bisa berkunjung antara pukul 12.00 hingga 18.00 (Selasa-Jumat) atau pukul 09.00 hingga 18.00 (Sabtu-Minggu).

Meski demikian, daya tarik utama D’Pakar adalah panorama alamnya yang begitu indah. Kalau pemandangannya seindah ini sih, kopi pahit sekalipun bisa terasa manis.

Kopi Selasar

Kopi Selasar (c) Helga Christina/Travelingyuk

Berada di Bukit Pakar Timur no 100, Dago, Bandung, Teman Traveler cukup meluncur delapan kilometer ke arah utara dari Gedung Sate untuk menuju tempat ini. Kopi Selasar pas bagi kalian yang gemar menikmati keindahan alam, sembari menikmati camilan beserta secangkir kopi.

Beberapa karya seni di Selasar (c) Helga Christina/Travelingyuk

Kopi Selasar berada satu komplek dengan Selasar Sunaryo Art Space. Sebelum ngopi di sini, Teman Traveler bisa sempatkan diri menikmati beragam karya indah buah pemikiran beberapa seniman Tanah Air.

Amfiteater di sekitar Selasar (c) Helga Christina/Travelingyuk

Pepohonan rindang di sekitar Selasar membuat suasana nongkrong di sini makin nyaman. Apalagi hampir semua furniturnya terbuat dari kayu, serasa menyatu dengan alam.

Secangkir kopi di Selasar ditawarkan seharga Rp30.000. Untuk menu dessert, Teman Traveler wajib mencoba cinnamon banana yang dibandrol Rp29.000. Masih cukup terjangkau untuk kantong mahasiswa. Menu makanan lain di tempat kuliner Bandung ini dibanderol antara Rp22.000 hingga Rp78.000, sementara menu minumannya ditawarkan seharga Rp10.000 hingga Rp53.000.

Itulah beberapa rekomendasi kafe rindang di Bandung yang patut Teman Traveler coba. Cocok bagi kalian yang ingin santai menikmati secangkir kopi, sembari mengagumi panorama alam luar biasa indah. Bagaimana, ada yang tertarik untuk segera menyambangi salah satu kafe di atas? Next

ramadan

Written by Helga Christina

Penulis adalah kontributor lepas di travelingyuk.com

Masjid Tiban Wonokerso

Uniknya Masjid Tiban Wonokerso, Lebih Tua dari Indonesia!

Soto Betawi Haji Mamat Tangerang via Instagram @mehmakanterus

Soto Betawi Haji Mamat Tangerang, Kuliner Legendaris Sejak 1960an