Di saat kebanyakan kafe dan restoran berlomba-lomba menarik para pelanggan dengan makanan enak hingga pelayan berpenampilan kece, ada satu tempat di Pamulang, Tangerang Selatan yang unik. Namanya adalah Deaf Café Fingertalk, di sini kamu akan dilayani oleh karyawan tuna rungu. Meski begitu, mereka terbukti piawai dalam memberikan pelayanan. Penasaran seperti apa mereka berkerja? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca juga : Pantai Tanjung Kuako di Pulau Seram, Keindahan Pantai Berbatu dan Hamparan Lautan Biru
1. Bukan Kafe Biasa
Kamu akan menemukan nuansa yang benar-benar berbeda saat masuk ke Deaf Café Fingertalk. Begitu tenang dan menjanjikan kenyamanan. Tak butuh waktu lama, kamu akan disambut oleh pelayan dengan raut muka yang ramah. Gerakan tangan yang membentuk isyarat menjadi cara mereka untuk berkomunikasi. Meski tak paham, mungkin kamu bisa menebak-nebak tentang apa yang coba mereka utarakan. Tak perlu cangung atau bingung saat akan menjawab, karena kafe ini menyediakan cara tersendiri agar kamu juga dapat berkomunikasi dengan mereka.
2. Kamu Bisa Belajar Bahasa Isyarat
Setelah duduk di meja, maka kamu akan menemukan lembar petunjuk bagaimana memperagakan bahasa isyarat untuk ungkapan tertentu. Tidak perlu buru-buru, para pelayan Deaf Café Fingertalk akan sabar menunggu sampai kamu memahaminya. Ada cara lain yang lebih sederhana yaitu langsung menunjuk menu yang kamu inginkan atau menulis pesananmu di kertas. Mumpung di sini, kamu bisa sekalian belajar bahasa isyarat bukan?
3. Besutan Perempuan Inspiratif
Siapa sih pemilik dari cafe ini? Ia adalah seorang perempuan muda bernama Dissa Syakina Ahdanisa. Lulusan Bisnis Administrasi Ritsmumeikan Asia Pacific University Jepang tersebut mengaku mendapat inspirasi setelah menjadi relawan di Nikaragua. “Awalnya, waktu itu saya jadi relawan di Nikaragua, mengajar anak-anak bahasa Inggris dari Senin sampai Jumat. Suatu hari, ketika libur, saya jalan-jalan keliling kota. Ketemu dengan kafe de las Sonrisas, kafe pertama di Amerika Latin yang semua pegawainya tuna rungu,” ungkap Dissa dilansir dari Bintang.com (23/3/2016)
4. Mereka Juga Bisa Berkarya
Karyawan tuna rungu di Deaf Café Fingertalk tidak hanya diajari untuk menjadi pelayan yang baik, tapi juga mendapat pelatihan tentang cara menjahit, merajut, membatik, hingga membuat kerajinan lain yang bisa dijual pada para pengunjung sebagai oleh-oleh. Kamu bisa mmebeli berbagai macam tas hingga sandal dengan motif dan lukisan cantik.
5. Banyak Makanan Enak
Yang namanya kafe, pasti makanan dan minuman adalah tujuan utama kenapa orang datang. Deaf Café Fingertalk tentu menawarkan menu yang tidak kalah dengan restoran-restoran kawakan lainnya. Ada menu nasi goreng udang, cumi, hingga ayam yang dihargai antara Rp15.000. hingga Rp20.000. Mau sayuran seperti kangkung cah ayam, cap cay atau pokcoy cukup dengan uang sekitar Rp15.000. Semuanya enak dan murah.
Lokasi : Jalan Pinang Raya No.37, RT 001 RW 014, Pamulang Timur, Kota Tangerang Selatan,
Telepon : 0877-5095-2516
Cabang : Jalan Cinere Raya No. 26-29, Depok
Deaf Café Fingertalk adalah salah satu bukti bahwa cacat fisik bukanlah penghalang untuk melakukan banyak sekali hal besar, bekerja seperti manusia lainnya, dan berkarya dengan caranya sendiri. Sudah pernah ke sini? Bagikan ceritamu di kolom komentar ya. Next