Malang tidak hanya menarik dengan wisata alamnya. Teman Traveler juga bisa menemukan warisan budaya atau peninggalan masa lalu yang tak kalah mencuri perhatian. Selain Museum Brawijaya, ada satu lagi wisata di Malang yang bisa jadi rekomendasi. Namanya Kampoeng Heritage Kayutangan yang baru saja diresmikan di bulan April 2018 lalu. Wah, seperti apa wajah dari destinasi bersejarah Malang satu ini? Yuk, simak penuturan dari Kontributor Travelingyuk, Prisca Lohuis berikut.
Baca juga : Seoulscents, Tempat Nongkrong di Malang yang Instagenic ala Kafe Korea Selatan
Wisata Baru di Pusat Kota
Bulan April lalu, Pemerintah Kota Malang secara resmi membuka Kampoeng Heritage. Letak tempat wisata ini berada di Jalan Basuki Rahmad, Kayutangan. Saat peresmian berlangsung, banyak ditampilkan barang-barang dari masa lalu seperti radio, televisi, alat makan jadul hingga makanan serta camilan tradisional. Peresmian tersebut melibatkan beberapa RT di Basuki Rahmad, Kayutangan yang merupakan jantung kota pada masa kolonial.
Bangunan khas kolonial di Kampoeng Heritage Kayutangan sedikit berbeda dengan rumah-rumah tua di Jalan Ijen. Bukan rumah mewah dengan halaman besar, sebagian besar hanyalah bangunan sederhana tapi berusia puluhan tahun. Kabarnya, destinasi ini diklaim sebagai perkampungan ala kolonial yang masih terjaga dengan baik. Kini, wajahnya makin menarik setelah diperhatikan, dibersihkan dan dilakukan beberapa bangunan direstorasi.
Tiket Gratis yang Meninggalkan Kesan Manis
Untuk bisa masuk kampung ini tidak dikenakan tiket masuk. Pintu masuknya banyak, karena perkampungan dengan gang sempit ini memiliki beberapa jalan yang bisa menembus ke perempatan Talun. Di gang 6 terdapat rumah penghulu, rumah 1870 (diklaim sebagai rumah tertua yang masih tersisa), rumah jenki, hingga taman dolanan yang menawarkan permainan jadul, seperti gobak sodor dan congklak.
Setidaknya, tercatat ada 20-an rumah yang ditetapkan sebagai warisan budaya. Beberapa di antaranya sudah ditempeli plakat khusus. Desain rumah tersebut khas zaman kolonial dengan bentuk jendela dan pintu yang besar. Pagarnya juga unik yang bisa berfungsi sebagai dudukan. Selain rumah tua, ada pula makam Eyang Honggo Kusumo, salah satu pangeran keturunan Majapahit.
Jelajah Kampung yang Mengesankan
Banyaknya jalan kecil serta rumah tua dengan bentuk serupa membuat pengunjung sering kebingungan. Nah, jika Teman Traveler liburan ke sini, sebaiknya menggunakan peta khusus. Atau meminta bantuan kepada warga kampung untuk menjadi penunjuk arah saat keliling kampung. Pasalnya, jika tanpa bantuan bakalan tersesat, saking banyaknya jalan kembar.
Destinasi yang Masih Sepi Pengunjung
Tempat wisata dengan bangunan klasik ini cukup membuat penasaran. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui potensi wisata di Kampoeng Heritage ini. Sebagai penerus bangsa, seharusnya promosi Kampoeng Heritage ini menjadi tugas kita. Apalagi mengingat rumah khas kolonial yang masih terjaga hingga kini. Selain untuk melestarikan peninggalan zaman dulu, juga untuk meningkatkan penghasilan sektor wisata di kota Malang.
Jelajah Kampoeng Heritage Kayutangan ini bisa jadi rekomendasi untuk pecinta sejarah, juga pemburu foto-foto ala vintage. Setiap sudutnya menawarkan pemandangan cantik yang bisa dijadikan latar foto? Tunggu apa lagi, yuk liburan ke perkampungan kolonial di Malang ini. Next