in , ,

Kampung Namata, Magis Situs Megalitik Unik di Pulau Sabu

Menyimak Uniknya Warisan Adat di Kampung Megalitik Namata

Berfoto di Kampung Adat Namata
Berfoto di Kampung Adat Namata (c) Ekaristik Bana/Travelingyuk

Adakah di antara Teman Traveler yang berkesempatan menjelajah Nusa Tenggara Timur dalam waktu dekat? Jika ya, jangan lewatkan peluang untuk mampir ke Kampung Namata. Situs megalitik ini punya banyak hal menarik untuk disimak dan pesonanya memang tiada dua. Seperti apa? Yuk, simak ulasan saya berikut ini.

Baca juga : Museum Mpu Purwa, Menikmati Perjalanan Sejarah dengan Cara Asyik

Kampung Megalitik Pulau Sabu

img_20190827_wa0035_zJe.jpg
Berfoto di kampung adat (c) Ekaristik Bana/Travelingyuk

Kampung Namata merupakan salah satu kampung adat dan megalitik di wilayah Adat Habba. Lokasinya bisa Teman Traveler temukan di Desa Raeloro, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur.

Desa wisata Nusa Tenggara Timur ini dihuni oleh para pemangku adat yang dikenal dengan sebutan ‘mone ama’. Di dalamnya Teman Traveler juga bisa temukan sejumlah peninggalan megalitik menarik. Sebagian besar digunakan sebagai media untuk melakukan ritual adat pemujaan pada para dewa atau leluhur.

Miliki Kekuatan Magis

img_20190827_wa0032_9VD.jpg
Batu-batu di belakang itu dipercaya memiliki kekuatan magis (c) Ekaristik Bana/Travelingyuk

Kampung ini tercatat memiliki beberapa pemangku adat berbeda, yakni Deo Rai (Kepala), Pulod’o (Dewa Matahari), Rue (Dewa Penyakit), Bekka Pahi (Dewa Bumi), Maukia (Dewa Kesuburan), serta Kenuhhe (Dewa Laut).

Menurut cerita tetua adat di Namata,  batu-batu di dalam perkampungan memiliki kemampuan gaib atau sihir tertentu. Daya magisnya bisa dibilang cukup tinggi. Oleh karena itu pengunjung diingatkan untuk jangan sembarangan menginjaknya karena bisa mendatangkan penyakit atau hal buruk lainnya.

Warga di sini masih memegang teguh adat istiadat leluhur. Teman Traveler bisa melihat langsung hal tersebut lewat beragam aktivitas mereka sehari-hari. Selain menarik untuk diamati, fenomena ini juga bisa diabadikan menjadi gambar keren lewat bidikan lensa kamera.

Upacara Adat Pengabul Permohonan

kampung namata
Banyak batu megalitik tersusun rapi (c) Ekaristik Bana/Travelingyuk

Teman Traveler bakal butuh waktu kurang lebih 30 menit dari Kota Seba untuk sampai di Kampung Adat Namata. Saran saya, akan lebih praktis jika kalian menggunakan kendaran roda dua.

Begitu sampai, Teman Traveler akan disambut deretan batu megalitik tersusun rapi. Pada bulan-bulan tertentu, tempat ini sedikit lebih ramai dengan diadakannya upacara adat. Biasanya dilakukan untuk melepas orang meninggal, mengusir penyakit, menurunkan hujan, atau mengabulkan permohonan lainnya.

Wajib Kenakan Kain Tenun

kampung namata
Pengunjung wajib kenakan kain tenun khas Sabu (c) Ekaristik Bana/Travelingyuk

Oh ya, untuk masuk sini Teman Traveler wajib mengenakan pakaian adat. Bisa berupa selimut maupun sarung motif Sabu. Kalian bisa mempersiapkannya dari rumah atau menyewa pada warga di sekitar pintu masuk kampung. Cukup menarik ya?

Itulah sedikit pengalaman saya menjelajah Kampung Namata, sebuah situs megalitik dengan warisan budaya menarik. Jika Teman Traveler berencana mampir ke sejumlah wisata Nusa Tenggara Timur, jangan lupa luangkan waktu untuk menyambangi tempat magis ini ya. Next

ramadan

Menelusuri Bayon Temple, Candi dengan ‘Seribu Wajah’ di Kamboja

Istilah Pendakian via Shutterstock

Istilah-istilah dalam Pendakian, Kamu Perlu Tahu