Mengunjungi tempat wisata yang menyajikan panorama indah atau fasilitas rekreasi tentunya sudah jadi hal biasa. Karenanya pemerintah daerah Surakarta, atau dikenal dengan Solo, mengusung konsep wisata kampung untuk menarik perhatian para turis. Perwakilan dinas pariwisata Surakarta, Basuki Anggoro Hexa mengungkapkan bahwa mulai pertengahan Maret, pihaknya akan menggelar program turisme bertajuk Urban Kampung Tourism Festival.
Baca juga : Theme Park Wajib Dikunjungi di 2020, Wisata Seru Anti Gerutu
Program ini nantinya diharapkan bakal meningkatkan perekonomian masyarakat, karena tidak hanya menawarkan nilai-nilai sejarah, namun juga seni pertunjukan dan kerajinan tradisional. Lantas kampung seperti apakah yang bakal siap memanjakan para traveler di Surakarta? Simak ulasan kampung tematik Solo berikut.
1. Kampung Mural Joho
Sesuai dengan namanya, Kampung Mural Joho menyajikan beragam gambar indah dengan dinding sebagai kanvasnya. Salah satu mural pertama yang dibuat di sini terinspirasi dari Joko Widodo, yang di 2009 silam masih menjabat sebagai walikota Solo.
Sempat mendapat tentangan dari warga, mural yang ada di Kampung Joho kini sudah berkembang dengan beragam tema dan bentuk. Bahkan lokasi ini sekarang sudah menjadi salah satu rujukan bagi para wisatawan yang datang ke Surakarta.
2. Kampung Sayur Mojosongo
Berawal dari inisiatif untuk memanfaatkan lahan yang dianggap kurang produktif, para warga di kampung Mojongso ramai-ramai menanam beragam sayur dan tanaman berguna lainnya di wilayah tempat tinggal mereka. Dari sinilah julukan sebagai Kampung Sayur kemudian mulai muncul. Setiap warga di Mojongso kini sibuk merawat tanaman sayur mereka dan memanen hasilnya. Kampung yang rajin mengikuti lomba kebersihan ini pun jadi salah satu tempat favorit untuk dikunjungi wisatawan.
3. Kampung Batik Kauman
Diklaim sebagai pusat batik tertua di Solo, Kampung Batik Kauman merupakan rumah untuk lebih dari 30 industri kain batik. Tak hanya bisa membeli oleh-oleh khas Surakarta, di tempat ini para pengunjung juga bisa melihat langsung proses pembuatannya. Batik Kauman sendiri punya tiga motif andalan, yakni batik tulis, batik cap, dan juga kombinasi cap dan tulis. Wilayah unik ini terletak tak jauh dari kawasan Jalan Slamet Riyadi dan Rajiman.
4. Kampung Batik Laweyan
Laweyan menjadi pusat kerajinan batik tertua kedua di Solo setelah Kauman. Sama seperti saudara tuanya, di wilayah seluas 24 hektar ini hampir semua penduduknya berprofesi sebagai pedagang atau pengrajin batik. Kawasan ini sudah menjadi ikon kain tradisional khas Indonesia sejak Sarikat Dagang Islam berdiri pada 1912 silam. Selain pesona batiknya, Laweyan juga sering menarik perhatian wisatawan dengan kekayaan arsitekturnya yang unik. Bangunan-bangunan yang ada di wilayah ini kental dipengaruhi oleh gaya Jawa, Eropa, dan Islam.
5. Kampung Blangkon, Serengan
Kampung Potrojayan di Serengan sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan blangkon. Tak heran jika wilayah ini kemudian mendapat julukan Kampung Blangkon. Begitu masuk ke wilayah Potrojayan, pengunjung akan langsung melihat banyak warga berkutat dengan kain batik yang menjadi bahan dasar blangkon.
Total ada sekitar 25 tempat pembuatan blangkon di kawasan yang konon sudah terkenal sejak tahun 1970-an ini. Tak hanya memproduksi blangkon model Solo dan Yogyakarta, Kampung Blangkon juga menyediakan blangkon dengan corak khas Bali, Betawi, Madura, serta daerah lainnya.
6. Kampung Permata, Jayengan
Tidak banyak yang tahu bahwa Surakarta ternyata juga memiliki sentra industri kreatif berbasis permata. Lokasinya berada di Jayengan, sebelah selatan Surakarta dan cukup dekat dengan Masjid Darussalam dan Kantor Kelurahan Serengan.
Kampung Permata sendiri mulanya didirikan oleh komunitas Banjar yang datang dan menetap di Surakarta sejak 1746. Hampir semuanya berprofesi sebagai pedagang intan berlian, hingga akhirnya orang mulai menjuluki Jayengan sebagai Kampung Permata.
7. Kampung Kepatihan
Kampung Kepatihan termasuk destinasi wisata yang cukup menarik di Surakarta. Kawasan ini memiliki banyak bangunan bersejarah, meski sebagian besar sudah beralih fungsi. Sebut saja bangunan milik seorang saudagar tembakau di Kepatihan, yang kini sudah menjadi sebuah SMP 13. Selain itu masih ada Ndalem Nitisoewarno, bekas kandang kuda kepatihan dan Masjid Al Fatih, hadiah dari Sir Susuhunan Pakubuwono X untuk salah satu istrinya.
8. Kampung Kemlayan
Kampung Kemlayan juga punya peran tak kalah penting dalam perjalanan sejarah Surakarta. Wilayah ini dulunya pernah menjadi pusat kegiatan para seniman gamelan di era Raja Pakubuwono X. Kini, wilayah Kemlayan dikenal banyak orang sebagai pusat seni musik dan tari.
Itulah beberapa kampung tematik yang bisa dijadikan rujukan tempat wisata jika kebetulan sedang berkunjung ke Solo. Bagaimana, ada yang langsung tertarik mendatangi kampung halaman Presiden Joko Widodo? Next