Gang Dolly dahulu merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yang sudah sangat populer di berbagai kalangan masyarakat. Bahkan, keberadaan dari gang Dolly ini sendiri sejak zaman penjajahan Belanda dahulu. Nah, di tahun 2014 yang lalu, Gang Dolly yang selama ini seakan tak bisa terjamah berhasil ditutup lalu menjadi wisata Surabaya.
Baca juga : Segarnya Es Buah Pak Min Baron di Solo, Saking Enaknya Bikin Melongo
1. Penutupan Gang Dolly Penuh Tantangan
Tentu saja prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, Gang Dolly sudah memiliki popularitas yang sangat gila, banyak orang memprotes keputusan tersebut. Meskipun melalui berbagai tantangan, akhirnya Pemkot Surabaya berhasil menutup lokalisasi yang bisa dibilang sudah sangat melegenda di Surabaya itu. Sekarang bekas lokalisasi itu menjelma jadi tempat yang lebih bermanfaat, jauh dari maksiat.
2. Banyak Mural di Berbagai Sudut Gang
Di bulan Februari tahun 2016 yang lalu, bekas Gang Dolly itu sudah diresmikan menjadi kampung wisata mural yang memiliki berbagai pesan norma dan juga kesopanan. Berbagai gambar yang dibuat dilengkapi dengan pesan yang sangat membekas. Karena memiliki warna warni mural yang Instagenic, banyak muda mudi datang untuk hunting foto.
3. Kampung Batik
Tidak hanya menjadikan eks lokalisasi itu jadi Kampung Mural, pihak pemerintah juga melaksanakan sentra pelatihan batik yang dikhususkan untuk masyarakat sekitar. Secara perlahan didirikan Rumah Batik yang digunakan untuk menampung orang-orang yang ingin belajar membuat batik. Dan sekarang Rumah Batik yang berada di gang 8B Putat Jaya ramai dikunjungi wisawatan, mulai dari para ibu-ibu, pelajar dan juga wisatawan asing. Bisa belajar batik sekaligus membawanya pulang ke rumah.
4. Kampung Oleh-oleh
Masyarakat di sekitaran eks lokalisasi Gang Dolly juga bergeliat dalam hal kuliner. Ibu-ibu dari kelompok kerja gang Putat Jaya 4a menciptakan makanan ringan yang diberi nama dengan Samijali atau Semiler Jarak Dolly. Nah, untuk membuat nama makanan tersebut bisa familiar di telinga masyarakat, disebutlah kawasan tersebut menjadi Gang Samijali. Camilan tersebut memiliki empat varian rasa, ada original, sapi panggang, balado dan juga keju. Selain membuat camilan ringan, ibu-ibu di gang tersebut juga membuat minuman Orumy, yang merupakan jenis minuman dari rumput laut dengan olahan berbagai macam rasa.
Gang Dolly sekarang sudah bertransformasi menjadi destinasi wisata yang sangat layak untuk dijelajahi. Jadi, kapan nih kamu melakukan perjalanan ke eks lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara ini? Next