Beberapa orang menganggap seni adalah permainan imajinasi yang terlalu jauh. Namun hal tersebut justru yang membuat sebuah karya seni dapat menarik beberapa orang. Tak dapat dipungkiri, keliaran imajinasi dan halusinasi adalah faktor utama dalam membuat karya seni. Seperti karya seni Yayoi Kusama yang semenjak kecil dipengaruhi oleh halusinasi yang akhirnya ditumpahkan dalam karyanya.
Baca juga : Kuliner Bali Wajib Coba Saat Pertama ke Pulau Dewata, Catat Ya!
Mengidap Gangguan Mental dari Kecil
Halusinasi yang dirasakan oleh seniman kelahiran 1929 ini bukan tanpa sebab. Sebuah penyakit bernama Rijinsho yang membuat alam bawah sadarnya selalu bermain di dunia halusinasi. Beliau selalu mendapati binatang yang berbicara dan motif polkadot dalam setiap benda yang dilihatnya. Keriuhan dalam pikirannya inilah yang kemudian dituangkan dalam bentuk seni.
Pindah ke Amerika Serikat di Tahun 1950
Tumbuh besar dalam lingkungan keluarga konservatif, membuat Yayoi Kusama sulit untuk mengekspresikan dirinya sebagai seniman. Hingga kemudian pada tahun 1950 beliau memutuskan untuk pindah dan menetap di Amerika Serikat. Pada momen ini seniman kelahiran Matsumoto, Prefektur Nagano, Jepang ini melakukan eksplorasi terhadap persepektif baru dalam karyanya.
Membangun Studio di Rumah Sakit Jiwa
Di tahun 1977, Yayoi Kusama pindah secara permanen ke sebuah rumah sakit jiwa di Tokyo. Pada periode ini, Yayoi kembali mengangkat motif dan pola yang telah lama dia tinggalkan. Seperti polkadot, bunga, dan labu. Salah satu karyanya yang digemari oleh generasi populer adalah infinity room yang terbuat dari panel kayu, akrilik, kaca, lampu led serta air.
Karya Minimalis yang Mudah Dikenali
Yayoi Kusama adalah salah satu seniman perempuan Jepang yang bertalenta. Karya seniman kontemporer ini sangat mudah dikenali. Karena beliau menggunakan pola yang sangat sederhana, yaitu berupa dots yang kemudian dipadukan dengan warna-warna yang unik. Karyanya memiliki banyak warna meskipun memiliki pola yang sederhana. Sehingga karyanya dapat dikategorikan sebagai pop art, sejajar dengan Andy Warhol.
Untuk menghasilkan karya seni yang memukau bukan hal yang mudah. Imajinasi yang kreatif diperlukan untuk melahirkan karya tersebut. Namun tak semua orang dapat memaknai atau bahkan sekedar menikmati karya seni serupa. Tapi karya seni juga memiliki kategori dan tingkatannya masing-masing bukan? Next