Sejarah dunia adalah sejarah rasisme. Keyakinan itu sejak dahulu dilakukan oleh orang kulit putih kepada orang kulit hitam. Perbudakan adalah hal nyata yang lumrah dilakukan oleh orang kulit putih. Contoh lain, yang barangkali yang belum diketahui orang-orang, adalah kebun binatang manusia. Human zoo adalah pertunjukan anggota suku asli Afrika, Asia, dan Amerika Selatan di dalam sebuah kandang, selayaknya kebun binatang, yang sempat populer di Eropa dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Baca juga : 4 Bukit Indah di Sekitar Danau Toba, ‘New Zealand Mini’ Sumatera Utara
Keanehan ini terjadi dari pertunjukan sirkus yang memamerkan kemampuan atletis atau hewan eksotis hingga orang orang aneh dengan fisik yang tidak wajar. Pemikiran ini menunjukkan bahwa kulit putih memiliki derajat lebih tinggi dibanding kulit hitam. Keberadaan kebun binatang manusia ini berawal dari seseorang yang bernama Carl Hagenbeck, wirausahawan binatang eksotis asal Jerman dengan membawa hewan eksotis.
Lain kesempatan salah seorang temannya mengajak orang suku Sami dari Skandinavia beserta rusa kutub Utara yang akan dia pamerkan. Carl lalu membuat kandang yang di dalamnya ada rumah asli suku Sami, serta aksesoris pelengkapnya. Biar berasa di tempat tinggalnya sendiri gitu. Orang-orang Sami dibiarkan hidup seperti biasa di dalam kandang, termasuk melakukan ritual-ritual khas sukunya. Orang-orang Jerman pada tertarik karena mereka belum pernah melihat suku-suku primitif.
Memang Prancis lebih mendominasi kebun binatang memalukan ini diseluruh dunia. Lebih dari 18 juta orang datang untuk mengunjungi Pameran Dunia pada tahun 1889, yang diadakan di Paris. Daya tarik utama termasuk menampilkan 400 orang kulit hitam yang dicampurkan dengan binatang untuk dijadikan kolaborasi.
Kebun binatang manusia milik Carl akhirnya banyak ditiru pebisnis-pebisnis Eropa lain. Human zoo kemudian menjamur tahun 1830-1840an dan banyak dijumpai di Paris, Berlin, London, hingga New York. Kebun binatang manusia juga jadi ajang memamerkan manusia-manusia dari daerah lain sesuai negara jajahannya. Jadi misalnya bangsa Belgia kerap memamerkan orang-orang dari Kongo, bangsa Perancis punya orang-orang Madagaskar, dan lain-lain.
Bahkan bangsa Belanda juga pernah memamerkan orang-orang dari Hindia-Belanda yang sekarang jadi negara Indonesia lo! Popularitas kebun binatang manusia masih terjaga hingga era Perang Dunia II. Faktor penting yang berperan menghapus praktik kebun binatang manusia adalah dekolonialisasi negara jajahan dan menjamurnya organisasi-organisasi kemanusiaan berskala global sejak pertengahan abad ke-20. Budaya berkurangnya rasa penasaran orang kulit putih atas hal primitif ini membuat kebun binantang manusia semakin sepi. Apalagi suara aktivis anti-rasisme makin mengencang. Bisnis rasis itu pun akhirnya kolaps dengan sendirinya. Next