Teman Traveler suka mengonsumsi keju? Kalau begitu pasti tahu keju asli Indonesia, kan?! Namanya adalah Dangke. Keju dari negeri sendiri, yang rasanya juga tidak kalah dengan keju-keju terbaik dari daratan Eropa sana. Keju dengan rasanya yang asin dan gurih, memang mudah akrab dengan siapa pun; dari anak-anak hingga dewasa. Keju juga cocok dijadikan bahan campuran makanan dan minuman. Entah panas atau dingin, keju enak saja rasanya. Seperti apa persisnya Dangke? Uraian di bawah akan menjelaskannya untuk Teman Traveler!
Baca juga : Deretan Warisan Budaya Unik di Desa Liya Togo Wakatobi
1. Berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan
Ketika liburan ke Enrekang, selesai mengunjungi bukit-bukitnya yang memang punya kemampuan untuk kembali menyegarkan mata, Teman Traveler wajib mencoba Dangke! Masyarakat di Dusun Rante Limbong, Kecamatan Curio Bolang atau di Kecamatan Maula, Enrekang, sudah sejak lama memproduksi Dangke. Pengolahan keju asli Indonesia ini masih menggunakan alat-alat tradisional, seperti menggunakan kayu bakar untuk memasaknya, dan tempurung kelapa sebagai alat cetaknya. Menarik ya? Sayang banget kalau ke Enrekang nggak coba keju dengan kearifan lokal ini.
2. Terbuat dari Susu Kerbau atau Sapi
Keju asli Indonesia yang unik ini, terbuat dari susu kerbau atau sapi. Pengolahannya masih dilakukan dengan cara tradisional. Dari mulai merebus hingga mencetaknya, semua dilakukan dengan cara sederhana. Pemanasan susu kerbau atau sapi sampai dengan suhu 70 derajat, dilakukan di atas kayu bakar. Sementara pencetaknya dilakukan menggunakan batok kelapa. Dari masih berupa susu hingga menjadi keju, semua dilakukan dengan cara tradisional. Bahkan, bahan campuran untuk mengentalkan susu pun, masih tradisional.
3. Dicampur Getah Pepaya
Yap! Bahan campuran tradisional yang digunakan untuk mengentalkan susu saat proses pembuatan Dangke adalah getah pepaya. Ia berfungsi memisahkan susu dari kandungan air dan lemak. Getah pepaya digunakan untuk memadatkan susu hingga yang semula cair, berubah menjadi bongkahan-bongkahan berwarna putih.
Uniknya, penggunaan getah pepaya tidak berpengaruh pada rasa. Jangan khawatir rasa keju akan pahit ya. Karena, masyarakat Enrekang sudah paham betul mengenai cara sempurna membuat Dangke hingga hasilnya layak dimakan.
4. Sudah Ada Sejak Zaman Belanda
Keju asli Indonesia dengan segala keunikannya tersebut, ternyata menurut beberapa cerita sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan, nama “Dangke” sebenarnya berasal dari “Dankjewel” yang artinya terima kasih. Semua bermula saat seorang Belanda bertemu dengan peternak di Enrekang. Peternak tersebut memberikan keju ini pada seorang Belanda. Ucapan Dankejewel yang dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih, didengar sebagai “Dangke” oleh peternak pribumi. Semenjak itu, keju ini bernama Dangke.
5. Lezatnya Dangke
Keju asli Indonesia dengan citarasanya yang asin ini, lebih lezat dikonsumsi dengan cara dibakar atau digoreng terlebih dahulu. Selain itu, Dangke juga lezat disantap bersama roti, kue serta nasi dan sambal terasi. Namun, warga Enrekangnya sendiri, lebih menyukai menyantap Dangke dengan Pulo Mandoti: beras yang saat dimasak, aroma harumnya tercium sampai jauh. Beras ini menurut cerita, hanya bisa ditanam di persawahan Enrekang.
Keju asli Indonesia, dengan proses pembuatan yang masih tradisional dan rasa yang tidak kalah sensasional dibandingkan dengan keju-keju luar negeri, harus jadi buah tangan saat Teman Traveler mengunjungi Enrekang! Dibungkus sedemikian rupa, Dangke bisa bertahan sampai satu bulan. Belakangan, Dangke juga diolah menjadi kerupuk lho. Penasaran dengan rasanya? Ayo coba segera! Next