Pergi ke Yogyakarta tidak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton yang sampai saat ini masih menjadi tempat tinggal Sri Sultan dan keluarganya ini selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mencanegara. Di sini Teman Traveler bisa belajar banyak mengenai sejarah Keraton. Selain itu, ada juga beragam pertunjukan seni yang ditampilkan pada jam tertentu.
Baca juga : Kedai Susu Legendaris di Indonesia, Alternatif Buat Kamu yang Nggak Suka Kopi
Sejarah Singkat
Dahulu Kerajaan Mataram merupakan kerjaan besar di Jawa. Namun, berdasarkan Perjanjian Giyanti, wilayah kerajaan harus dibagi dua yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Akhirnya tahun 1755, pemimpin Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono I mulai membangun kompleks Keraton. Lama setelah itu, tahun 1945 negara Indonesia merdeka. Tidak lama setelah itu, Yogyakarta menyatakan diri bergabung dengan wilayah Indonesia sampai saat ini.
Peraturan Penting di Dalam Keraton
Berkunjung ke Keraton artinya harus menghormati beberapa aturan penting yang berlaku di sana. Teman Traveler harus membuka topi dan penutup kepala lain, kecuali hijab saat masuk ke dalam Keraton. Selain itu, pakaian yang digunakan juga harus rapi dan sopan. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu pendek.
Selama di dalam Keraton, Teman Traveler harus berperilaku sopan, tidak boleh membuat kegaduhan, dan harus menjaga kebersihan. Bagaimanapun Keraton masih merupakan tempat tinggal keluarga sultan yang memegang erat aturan dan budaya yang ada.
Regol Danapratapa
Keraton terdiri dari beberapa bagian yang disebut bangsal. Antara bangsal yang satu dengan bangsal yang lain dihubungkan dengan gerbang yang disebut regol. Bagian Keraton yang terlihat dari alun-alun selatan merupakan Bangsal Pagelaran.
Sementara untuk pintu masuk, teman travel bisa lewat pintu dekat alun-alun selatan atau melewati daerah di dekat bangsal Srimanganti. Sebelum masuk ke bagian pusat Keraton, Teman Traveler akan melewati sebuah gerbang besar yang disebut Regol Danapratapa.
Bagian Pusat Keraton
Pusat Keraton dikenal dengan nama Kedhaton. Bagian utama di bagian Kedathon adalah Bangsal Kencana dan Gedhong Prabayeksa. Bangsal Kencana digunakan untuk upacara penting, sementara Gedhong
Prabayeksa digunakan untuk menyimpan benda pusaka milik Keraton. Selain dua bangunan ini ada banyak bangunan lain seperti Bangsal Kotak, Keputren, Gedhong Sarangbaya, Gedong Patehan, beberapa ruangan museum, dan gedung lainnya.
Berbagai Museum di Dalam Keraton
Teman Traveler bisa menemukan empat buah museum di dalam Keraton, yaitu museum batik, museum keramik dan kristal, museum lukisan, dan satu lagi museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Museum ini biasa disebut sebagai Gedhong Kaca.
Letak antara satu museum dengan museum lain tidak terlalu jauh. Teman travel juga bisa melihat sendiri bagaimana proses membatik di dekat lokasi museum.
Para Abdi Dalem
Jika teman travel berkunjung ke Keraton, teman travel akan bertemu dengan para Abdi Dalem. Mereka mempunyai tugas penting untuk melaksanakan kegiatan operasional yang ada di kesultanan. Selain itu, para Abdi Dalem juga memegang erat budaya dan aturan kesultanan.
Abdi Dalem menggunakan pakaian adat, lengkap dengan dengan keris. Teman travel tidak perlu merasa takut, para Abdi Dalem sangat ramah dan murah senyum.
Pertunjukan Seni di Keraton
Ada berbagai macam pertunjukan seni di Keraton seperti pertunjukan gamelan, wayang kulit, wayang golek, tarian, dan puisi. Setiap pertunjukan sudah ada jadwalnya masing-masing. Jadi teman travel jangan sampai melewatkan pertunjukan ini.
Keraton diapit oleh Alun-alun Selatan dan Utara, tepatnya di Jalan Rotowijayan No.1. Harga tiket masuknya adalah Rp7.500, plus izin untuk memotret sebesar Rp1.000. Dengan hargat yang tergolong murah, Teman Traveler bisa melihat nuansa magis nan sakral yang ada di dalam pusat kebudayaan Jawa ini. Bisa dimasukkan ke dalam rencana perjalanan juga! Next