Keraton Sumenep adalah salah satu obyek wisata yang menjadi andalan di Kota Sumenep. Barang peninggalan kerajaan masih dijaga dengan baik di museum sehingga para pengunjung bisa melihat langsung nilai historis dari keraton ini. Tak heran tempat ini tak pernah sepi dikunjungi para wisatawan dari luar kota.
Baca juga : 10 Kuliner Pedas di Malang, yang Wajib Dicoba
Bahkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Museum Keraton Sumenep bisa mencapai 400 orang per hari saat memasuki liburan panjang. Selain melihat benda-benda bersejarah, pengunjung juga bisa menyaksikan bangunan yang masih terjaga keasliannya.
Bangunan di komplek Keraton Sumenep
Di Jawa Timur, Keraton Sumenep dikenal sebagai Potre Koneng atau Putri Kuning. Julukan tersebut ditujukan pada Ratu Ayu Tirtonegoro, permasuri keraton yang berasal dari China yang memang memiliki kulit kuning bersih. Untuk menghormati sang ratu, keraton ini dicat dengan warna kuning.
Keraton Sumenep dibangun di atas tanah milik Panembahan Somala oleh arsitek keturunan Tiongkok bernama Lauw Piango pada tahun 1781. Bangunan keraton terdiri dari Gedong Negeri, Pangadilan Keraton, Paseban, dan bangunan pribadi milik keluarga keraton. Gedong Negeri adalah sebutan untuk pintu masuk keraton yang dulunya berfungsi sebagai kantor bendahara.
Pemandian Putri Taman Sare yang penuh khasiat
Di dalam keraton, ada pemandian Putri Taman Sare yang diyakini memiliki banyak khasiat. Orang yang mengambil air dari pintu pertama dikatakan akan awet muda dan dipermudah mendapatkan jodoh. Jika mengambil air dari pintu kedua, dipercaya rezekinya akan lancar. Sedangkan dari pintu ketiga, diyakini dapat meningkatkan ketakwaan.
Area terlarang di Keraton Sumenep
Para wisatawan dilarang masuk ke bangunan induk keraton karena untuk menjaga kesakralan ruangan tersebut. Ruangan yang dipercaya sebagai tempat tidur raja itu selalu dikunci rapat. Wisatawan hanya bisa melihat dari jendela kaca. Di dalam ruangan itu ada sebuah tempat tidur mewah dan dua lemari. Salah satu pegawai keraton mengatakan mantan Gubernur Jatim Imam Utomo dan Almarhum Gus Dur pernah salat di salah satu ruangan sakral tersebut.
Berbagai benda bersejarah di museum keraton
Di museum keraton, wisatawan bisa melihat benda-benda peninggalan Keraton Sumenep, seperti baju tradisional, meriam, dan Al-Qur’an raksasa. Wisatawan juga bisa berfoto di samping kereta kencana yang dihadiahkan Kerajaan Inggris pada masa Pemerintahan Sultan Abdurrachman.
Selanjutnya, ada kursi pengadilan, kotak berkas, dan rotan bundar yang digunakan saat pengadilan di era pemerintahan Raden Ayu Tumenggung Tirtonegoro. Kemudian ada jambangan berwarna kuning dengan motif tumbuhan dan binatang yang diketahui berasal dari Thailand pada abad XVII M.
Keraton Sumenep yang berlokasi di Jalan Dr. Sutomo, No.6, Lingkungan Delama, Pajagalan ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 15.30 WIB. Pengunjung cukup membayar tiket masuk seharga Rp4.000. Tarif tiket yang terjangkau membuat Keraton Sumenep menjadi wisata sejarah yang dapat dijangkau oleh semua kalangan Next