Bila mendengar kata kopi pasti yang ada dibenak Teman Traveler adalah kopi aceh, kopi luwak, atau yang lainnya. Di Tanah Jawa sendiri khususnya di Desa Deles, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten terdapat produsen kopi yang kini sudah melalang buana sampai ke luar negeri yaitu Kopi Petruk. Nama Petruk diambil dari nama tokoh pewayangan Petruk Kantong Bolong. Dengan filosofi dari kantong bolong bisa mempunyai makna setiap hasil yang diperoleh akan dikosongkan atau dibagikan kepada yang lain.
Baca juga : Nikmati Pemandangan Gunung Merapi dari Kamar Hotel-hotel di Jogja Ini
Kopi Petruk asal lereng merapi ini sangat khas akan rasa dan aromanya sebab kopi tersebut dipanen langsung oleh petani dalam kondisi ceri merah dengan kata lain matang dari pohon. Ini menjadi syarat utama bahan dasar kopi ini diproduksi. Sebab, kalau dipanen saat masih hijau atau setengah matang akan mempunyai dampak yang buruk dari rasa bahkan pohon kopi itu sendiri.
“Kopi itu kalau sudah dipanen sebulan bisa langsung berbunga lagi lho mbak kalau dipetik merah, tapi kalau dipetik hijau nanti tangkainya lecet harus ganti tangkai lagi. Padahal kalau dipetik merah sebulan langsung berbunga tapi jatuh nanti bunga kedua jadi. Mending petani berusaha sedikit tapi laku banyak daripada setengah matang saya juga bayarnya setengah” ujar Sukiman pemilik Kopi Petruk.
Pemilik produk kopi ini menjelaskan bagaimana standart kualitas kopi miliknya agar lebih nikmat. Oleh karena itulah, petani pengolah sampai penikmatnya mempunyai kepuasan dan keuntungan masing-masing.
Kedai Sederhana di Tempat Pengolahan Kopi Petruk
Dengan dibukanya kedai sederhana ini, Kopi Petruk bisa sangat mudah dinikmati secara langsung. Teman Traveler bisa memilih olahan kopi yang memiliki cita rasa yang kuat (dark) dan pekat, ada juga yang medium dengan rasa yang tidak terlalu kuat. Bagi penikmat kopi yang tidak bisa datang ke lokasinya secara langsung juga bisa membeli secara online, karena Kopi Petruk belum mempunyai toko sendiri.
Kopi Petruk hanya diperjualbelikan melalui kedai atau secara online saja. Kedai sederhana ini dikelola oleh putra bapak Sukiman. Selain minuman kopi juga terdapat makanan lain seperti olahan mie instan dan beberapa camilan ringan lainnya.
Cara Menyeduh Kopi Petruk
Hampir sama dengan kopi yang lain, produk ini masih dalam bentuk biji yang nanti harus digiling terlebih dahulu supaya menjadi bubuk lalu disiram air panas kemudian ditambah gula sendiri sesuai selera masing-masing. “Ini cuma otodidak, saya cuma belajar dari teman bapak yang barista” kata Putra Pak Sukiman menjelaskan sambil tersenyum malu-malu.
Satu gelas kopi dibandrol harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp15.000 saja. Lalu untuk 1 pack kopi ukuran 150gr dibandrol dengan harga Rp35.000 dan untuk ukuran 250gr dibandrol Rp55.000. Harga tersebut terbilang murah dengan kualitas yang terjamin. Apalagi Sukiman selalu mengambil dari petani langsung dengan harga tinggi dibanding dari pasar. Langkah ini dilakukan Sukiman agar petani selalu senang menanam kopi. Sehingga kopi bisa terus menerus ada kemudian dapat diperjualbelikan.
Tempat Nyaman Seperti Rumah Sendiri
Menurut Sukiman Pemilik Kopi Petruk, bila berkunjung syaratnya adalah minum kopi jagongan, artinya Teman Traveler yang datang tidak boleh setelah minum kopi langsung pulang, harus mengobrol terlebih dahulu. Ini juga menjadi ciri khas Kopi Petruk, pemilik selalu ikut hadir bila ada pengunjung yang datang.
Sukiman tidak segan untuk bercerita, berbagi pengalaman dan berbincang santai sembari minum kopi. Apalagi disediakan wifi gratis yang membuat pengunjung betah, selain itu mendapatkan pengetahuan yang lebih seputaran kopi yang Sukiman kelola. Tertarik berkunjung? Next