Kue balok merupakan kue tradisional yang berasal dari Jawa Barat. Kue ini sudah ada sejak zaman penjajahan kolonial Belanda. Pada saat itu ada masyarakat lokal yang bekerja sebagai juru masak dan bertugas membuat ransum di tempat orang Belanda. Ia mencoba membuat resep kue padat yang bisa mengenyangkan dan tahan lama. Kemudian di tahun 1950-an, kue padat tersebut mulai berkembang dan dikenal sebagai kue balok di Daerah Bandung terutama di kalangan menengah ke bawah.
Baca juga : Desa Tanimbar Kei, Mengenal Adat Budaya Maluku
Saat itu kue balok sering menjadi menu sarapan bagi tukang becak maupun pedagang di kawasan Bandung. Kue ini sangat disukai karena mengandung banyak kalori dan akan langsung merasa kenyang meski hanya makan satu buah saja. Saat ini kue balok kembali digandrungi dan menjadi perburuan para pecinta kuliner, apalagi untuk warga masyarakat Yogyakarta yang notabennya jarang mengkonsumsi jajanan ini. Kue balok yang ada saat ini, sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi hits di dunia kuliner. Salah satu yang menjadi incaran warga Yogyakarta adalah Kue Balok Kang Mus. Yuk, simak ulasan berikut, Teman Traveler.
Kering di Luar, Lumer di Dalam
Kue balok pada umumya memiliki tekstur yang padat, namun berbeda dengan kue balok satu ini. Kue Balok Kang Mus ini memiliki tekstur yang begitu lembut dan empuk. Tekstur bagian luar kue ini sangat kering, namun lelehan coklat akan muncul di bagian tengah kue. Jika kalian membelahnya menjadi dua, pada bagian tengah akan semakin terlihat lelehan coklat yang begitu lumer. Sepintas sangat mirip dengan choco lava, kering di luar namun lumer di dalam.
Jika sedang berkunjung ke Yogyakarta, Teman Traveler bisa menemukan Kue balok Kang Mus ini di Jl. Goden km.5 Modinan, Banyuraden, Gamping Sleman. Buka setiap hari dari Pukul11.00-23.00, namun kalian harus bersabar karena biasanya untuk membeli satu porsi kue ini harus mengeluarkan effort yang tinggi, karena harus antri terlebih dahulu. Padahal gerai Kue Balok Kang Mus ini baru buka pada awal tahun 2019. Saat saya hari ini (11/8/2019) coba mampir di gerai tersebut, sepertinya saya sedang beruntung, karena antrian tidak terlihat seperti bisanya. Pasalnya bertepatan pada Hari Raya Idul Adha.
Terdapat Berbagai Macam Rasa
Jika Teman Traveler tidak terlalu menyukai rasa coklat, di kue balok Kang Mus ini menyediakan pilihan rasa lainnya. Seperti vanila dan greentea. Bahkan asyiknya, pembeli bisa request sesuai keinginan mereka. Misal satu kotak isi 6 kue balok, pengunjung bisa request rasa yang berbeda dalam satu kotak. Harganya pun terbilang sangat murah. Satu kotak berisi 6 kue balok dihargai Rp 15.000 untuk rasa coklat, dan Rp 18.000 untuk campur. Harga paling mahal di sini maksimal Rp 35.000, cukup murah bukan?
Dipanggang Menggunakan Bara Api
Kue balok ini berbahan dasar tepung terigu yang dicampur dengan bahan-bahan seperti telur, susu, soda kue, margarin, vanili dan bahan-bahan lainnya. Setelah dicampur rata, adonan tersebut kemudian dipanggang dalam api sedang. Untuk menghasilkan kue yang empuk, sepanjutnya adonan yang sudah dimasukkan ke dalam loyang, bagian atasa loyang yang berisi adonan ditutup menggunakan bara arang agar menghasilkan kematangan kue yang merata serta aroma wangi buat kue. Pemanggangan ini diperlukan waktu sekitar 2 menit. Setelah itu barulah kue balok bisa dinikmati.
Kebersihannya Terjaga
Yang menyenangkan di Kue Balok Kang Mus ini, kehigienisan makanan amat sangat terjaga. Ketika Teman Traveler berkunjung, kalian bisa melihat semua karyawan menggunakan masker. Hal tersebut diterapkan untuk meminimalisir bakteri jika juru masak sedang mengalami flu dan meminimalisir asap terkena pada juru masak. Meskipun hal kecil namun sangat penting dan perlu menjadi perhatian bagi semua pemilik usaha kuliner.
Itulah alasan mengapa Teman Traveler wajib nyoba Kue Balok Kang Mus ini. Pastikan masuk dalam daftar kuliner kalian ketika sedang berlibur ke Yogyakarta ya? Tapi kalau kalian malas antri, kue balok ini udah bisa dipesan kok di GoFood ataupun do GrabFood. Selamat berwisata kuliner, Teman Traveler! Next