Liburan ke Jogja, kurang lengkap jika belum blusukan ke pasar tradisionalnya. Tidak hanya Beringharjo yang terkenal dengan aneka macam oleh-oleh, ada satu lagu tempat yang cocok banget untuk pecinta kuliner. Kamu bahkan bisa menemukan makanan tradisional yang mulai langka. Apalagi kalau bukan Pasar Prawirotaman di Jalan Parangtritis No. 103. Nah, apa saja kuliner di Pasar Prawirotaman yang enak dan menggiurkan? Yuk, intip daftarnya berikut ini.
Baca juga : Kuliner Blusukan di Bantul, Mampir ke Warung Mangut Lele Yu Temu aja!
1. Kue Karabikang
Mampir ke Pasar Prawirotaman, jangan sampai lupa untuk mencoba kue karabikang. Camilan manis ini dapat kamu temukan dari 6 hingga 10 pagi. Penjual kue ini cukup banyak, seperti Pak Jabi dan Bu Kasilah. Jangan kaget, harga sebuah karabikang ini murah meriah. Hanya Rp750 hingga artikel ini ditulis.
2. Bakmi Jawa Harjo Geno
Mau yang lebih mengenyangkan? Coba masuk ke warung Bakmi Harjo Geno. Sesuai dengan namanya, tempat makan ini menawarkan menu bakmi jawa. Cita rasanya istimewa, apalagi ketika disajikan dalam keadaan hangat. Bukan karena rasa saja, warung ini terkenal karena sudah buka sejak tahun 1952. Bahkan termasuk warung langganan presiden terdahulu.
3. Lupis dan Cenil
Jajanan pasar tanpa lupis dan cenil akan terasa kurang. Memang camilan ini masih banyak ditemukan di tempat lain. Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba lupis dan cenil khas Prawirotaman. Seporsi jajanan ini disajikan di atas daun pisang yang dipincuk. Keduanya biasa ditambah dengan ketan yang kemudian ditaburi parutan kelapa dan siraman gula merah cair. Soal rasa, tak perlu diragukan lagi.
4. Mie Pentil
Kuliner yang juga disajikan di atas pincukan daun pisang ini merupakan makanan khas dari Pundong. Isinya terdiri dari mie berbahan tepung tapioka. Teksturnya kenyal, sementara rasanya asin gurih yang bikin nagih. Porsinya memang lumayan sedikit. jadi, cocok untuk mengganjal perut sebelum menyantap makanan berat.
Nah, sudah tahu kan apa saja kuliner di Pasar Prawirotaman? Jadi, kapan nih jelajah pasar tradisional di Jogja? Next