Mentawai ialah salah satu kabupaten berbentuk kepulauan yang berada di Sumatera Barat. Terdiri dari 4 pulau berpenghuni yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Kawasan tersebut dihuni oleh Suku Mentawai yang menjalankan kehidupan secara tradisional dengan mempertahankan adat budayanya. Selain dikenal sebagai cuilan surga dunia berkat keelokan panorama alamnya. Area ini juga menawarkan kuliner khas Mentawai yang diolah secara sederhana, namun cita rasanya menggambarkan kehidupan suku ini. Apa saja ya?
Baca juga : 5 Museum di Surabaya, Cocok Untuk Wisata Edukasi Buah Hati
Batra
Kuliner khas Mentawai yang bisa jadi tergolong ekstrim ini merupakan ulat sagu berwarna kekuningan dengan kepala berwarna hitam, sebesar ibu jempol orang dewasa. Biasanya dijadikan sate, dengan taburan sedikit garam. Kalau memasak akan lebih nikmat dibakar dengan tempurung kelapa dan jangan sampai gosong. Bisa juga dimasak dengan sebilah bambu. Perut ulat dibelah lalu dimasukkan dalam bambu, kemudian dibakar sampai mendidih.
Subbet
Subbet adalah kuliner khas Mentawai yang dijadikan makanan pokok, selain sagu dan nasi. Terbuat dari campuran keladi alias talas dengan pisang kepok yang sudah matang namun tidak terlalu lunak. Kedua bahan utama tersebut direbus, kemudian diulek sampai cukup halus dicampur bumbu sederhana seperti gula dan garam. Dibentuk bulat-bulat, dan terakhir dibalur kelapa parut sampai seluruh bagian tertutup. Sederhana, namun dari situlah tercermin bagaimana kehidupan orang-orang Mentawai.
Kapurut Sagu
Inilah makanan pokok warga Mentawai yang terbuat dari sagu saja, proses pengolahannya terbilang unik nan tradisional. Sagu diparut lalu diayak menggunakan rotan, agar tidak menggumpal. Kemudian tepung tersebut diletakkan di atas daun sagu, lalu dililit sampai seluruh bagian tertutup. Barulah dibakar dengan tungku kayu bakar. Tidak ada campuran bahan lain untuk membuat kuliner khas Mentawai ini. Oleh karena itu biasanya kapurut sagu dinikmati dengan lauk maupun sayur. Biasanya sajian ini selalu ada di acara besar seperti pernikahan.
Anggau Siboik-Boik
Anggau Siboik-Boik via Instagram/@rasasayange
Anggau atau kepiting merah merupakan hewan endemik Mentawai, dengan ciri khas cangkang berwarna hitam, capit kemerahan. Masyarakat Mentawai menangkap anggau menggunakan lalaplap, penjepit tradisional dari suku ini, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang rotan yang biasa disebut Fuaggau atau Opa. Anggau bisa direbus, ditambah bawang, garam, sereh, dan lainnya. Rasa anggau tanpa bumbu pun sudah enak, apalagi ditambah rempah-rempah tersebut.
Kuliner khas Mentawai yang telah diulas di atas cukup menggambarkan bagaimana kehidupan suku setempat menjaga adat budayanya. Olahan yang dinikmati sebagai menu sehari-hari menjadi bermakna kala disantap bersama. Adakah Teman Traveler yang sudah pernah mencicip penganan tersebut di atas? Next