Sudah pernah mendengar tentang istilah gastronomi molekuler yang semakin populer di Indonesia akhir-akhir ini? Berkat kehadiran restoran-restoran yang berani mendobrak cara memasak secara tradisional. Teman Traveler kini bisa menikmati sajian kuliner nusantara ala gastronomi molekuler, berarti makanan dimasak dengan teknik fisika dan kimia. Sebelum memasak, segala molekul atau senyawa pada makanan diperhitungkan secara matang. Sehingga hidangan pun menjadi unik, memberikan pengalaman menyantap kuliner dengan cara baru. Berikut adalah beberapa penganan yang disajikan di restoran Indonesia.
Baca juga : Tetebatu, ‘Little Ubud’ Bali di Kaki Gunung Rinjani!
Kerak Telor di NUSA Indonesian Gastronomy
Nusa Indonesian Gastronomy, sebuah restoran yang berada di Jalan Kemang Raya Nomor 81, Jakarta ini menawarkan pengalaman makan penganan Indonesia beserta dengan cerita dibaliknya. Tidak hanya itu, tempat makan ini mengolah kuliner nusantara ala gastronomi molekuler. Seperti yang terlihat pada gambar, kerak telor, penganan khas Betawi tersebut biasanya berbentuk lebar pipih terbuat dari beras ketan putih, telur ayam, dan ebi. Dimasak di wajan, di atas kompor.
Nusa Indonesian Gastronomy mengolah bahan-bahan kerak telor sedemikian rupa dengan konsep habis dalam sekali atau dua kali suapan, sehingga tampilan luar menjadi jauh berbeda daripada yang biasa dijajakan. Namun cita rasanya memang layaknya kerak telor. Menu kuliner nusantara ala gastronomi molekuler lain di restoran ini, diantaranya gado-gado, bubur sumsum, dan es oyen. Tentu saja dengan tampilan modern dengan cita rasa tradisional. Teman Traveler bisa memilih set menu dengan 3 atau 5 makanan, siapkan saja budget kurang lebih Rp350 ribu per orang.
Ayam Tinoransak di Namaaz Dining
Siapa yang akan menyangka di dalam cabai tersebut tersembunyi daging ayam? Dengan penampilan seperti ini, pasti tak ada yang menyangka bahwa saat cabai tersebut masuk ke dalam mulut, terdapat ayam di dalam cabai. Tak hanya masakan ayam berbentuk cabai, dalam menu ini juga ada batu yang bisa dimakan terbuat dari udang, sambal roa, dan wijen hitam. Dilengkapi dengan kerupuk berwarna coklat, yang sebenarnya adalah nasi. Dengan memperhitungkan senyawa molekuler dalam bahan makanan tersebut, jadilah tampilan unik dan modern seperti tertera dalam gambar.
Makanan unik ini bisa Teman Traveler nikmati di Namaaz Dining, terletak di Jalan Gunawarman Nomor 42, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Banyak disediakan pilihan kuliner nusantara ala gastronomi molekuler di sini, sebut saja Exploadeng alias Es Podeng yang untuk menyantapnya customer harus mengenakan jas hujan. Wah kenapa bisa begitu ya? Langsung saja datang ke Namaaz Dining dengan menyiapkan budget kurang lebih Rp1,3 juta, sudah bisa menjajal sekitar 17 menu.
Otak-Otak di Locavore
Kuliner nusantara ala gastronomi molekuler yang bisa dijajal selanjutnya adalah otak-otak versi Locavore. Berbahan dasar krim terbuat dari kuning telur bebek, telur yang telah dipadatkan, kemudian daun bawang yang dibuat seperti abu. Plating modern dengan cita rasa tradisional ini bisa Teman Traveler temui di Jalan Dewisita Nomor 10, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Di Locavore, banyak menu-menu khas Indonesia yang unik dan tak terduga. Diantaranya daun jinteng goreng, ayam pop, dan dendeng singkong. Kalau ingin tau bagaimana tampilan dan rasanya, boleh siapkan budget setidaknya Rp 1,5 juta untuk menyantap 7 hidangan.
Lotek di Blanco Par Mandif
Sama seperti tempat makan di atas, restoran Blanco par Mandif juga menyediakan kuliner nusantara ala gastronomi molekuler. Salah satu menu unik yang mereka sajikan adalah makanan khas Sunda dan Jawa, lotek. Biasanya, lotek berisi sayur-sayuran yang disiram dengan bumbu kacang. Meski penampilan sederhana, namun rasa juara.
Berbeda dengan lotek biasa, Blanco par Mandif yang bertempat di Jalan Raya Tjampuhan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali ini menyajikan penganan nusantara ini dengan tambahan kubis yang telah dikeringkan dan busa terbuat dari wijen. Teman Traveler pun bisa menjajal menu lain seperti bebek sambal matah, keripik nangka, dan gethuk. Demi menikmati sajian unik nan lezat tersebut, sisihkan uang sekitar Rp1,3 juta untuk 7 menu.
Bubur Injin di Mejekawi
Salah satu penganan khas pulau Bali, bubur injin, disajikan dengan ukuran minimalis namun penampilan manis. Seperti pada umumnya, bubur injin di resto Mejekawi ini juga menggunakan ketan hitam. Ditambah buah mangga segar, makin menambah kelezatan kuliner nusantara ala gastronomi molekuler ini. Teman Traveler bisa mencicip makanan manis ini di Mejekawi yang berada di Jalan Kayu Aya Nomor 9, Seminyak, Bali. Dengan merogoh kocek sekitar Rp700 ribu untuk menjajal 5 menu, seperti sop buntut, mie yang terbuat dari tinta cumi-cumi, dan puding nangka.
Tidak disangka plating cantik tersebut adalah hidangan nusantara yang diolah ala gastronomi molekuler. Kemasan modern tersebut tidak serta merta menghilangkan cita rasa tradisional penganan. Apakah Teman Traveler pernah menjajal kuliner nusantara di restoran yang telah diulas di atas? Boleh dong bagi ceritanya kalau sudah pernah? Next