Jakarta memiliki banyak pusat kuliner yang enak dan juga mengenyangkan. Salah satunya kawasan Pancoran yang selama ini dikenal sebagai perkampungan etnis Tionghoa. Tak hanya bangunan tua yang masih megah berdiri, kuliner khas Tionghoa di sini juga sangat banyak. Seperti di warung Santung Kuo Tieh & Bakmi Suikiaw 68.
Baca juga : Kedai Mimicucu Bogor, Nongkrong Sehat Minum Susu
Tempat makan ini terletak di Jalan Pesanggrahan Raya No.6, Kembangan, Jakarta Barat. Bangunan warung ini sederhana dan mirip rumah jaman dulu. Namun, bangunan tersebut tak membuat pengunjung Santung Kuo Tieh & Bakmi Suikiaw 68 berkurang. Hingga kini, banyak pecinta kuliner yang mampir dan menjajal menu andalan yang ditawarkan.
Jika Anda mencari daging babi, maka kedai ini adalah jawabannya. Salah satu hidangan yang disuguhkan adalah Kuotieh, yang juga dikenal dengan nama Gyoza. Kuliner ini terdiri dari campuran daging babi cincang serta sayuran yang sudah dibumbui dengan resep rahasia. Setelah itu, campuran tersebut dibungkus dengan kulit kuotieh yang terbuat dari tepung, air dan juga tambahan garam. Bentuk awalnya mirip dengan pangsit bakso yang memiliki ukuran kecil-kecil.
Proses memasak dilanjutkan dengan pemanggangan kuotieh di atas minyak panas. Setelah warnanya berganti keemasan, baru diangkat dan disajikan dalam piring. Kuliner ini paling pas disantap hangat dengan saos dari campuran cabai, bawang putih dan minyak wijen. Rasanya tak perlu diragukan lagi. Krispi di luar dan lembut di bagian dalam. Tentunya, bikin lidah terus bergoyang.
Selain kuotieh yang berisi 10 biji per porsinya, ada juga nasi campur. Menu ini terdiri dari campuran potongan daging babi merah, babi panggang, daging ayam hainam, telur kecap, dan sate babi. Menu lain yang juga bisa dicoba adalah bakmi ayam. Seporsinya terdiri dari mie ayam yang ditambah potongan daging ayam, jamur dan taburan daun bawang segar. Porsinya banyak, dan rasanya tak kalah spesial.
Warung di Pancoran ini tak hanya terkenal karena kelezatan hidangannya. Namun, banyak juga yang salut karena kedai ini masih tetap bertahan di tengah banyaknya kuliner baru yang makin merajai pasar. Bagaimana denganmu, sudah pernah coba menyantap menu makanan di sini? Next