Di Jalan Kembang Jepun ada daya tarik wisata yang terpendam. Kawasan yang juga terkenal sebagai pecinan ini punya ciri khas tersendiri. Sempat mati suri, Pemerintah Kota Surabaya kabarnya berencana membuka kembali kawasan tersebut sebagai salah satu wisata andalan di Surabaya.
Baca juga : Hotel di Pulau Weh Aceh, Kerennya Bikin Meleleh
Mesih belum diketahui kapan tepatnya Kya Kya akan resmi dibuka kembali. Tentu masih ada beberapa langkah optimalisasi agar destinasi wisata tersebut dapat memberikan manfaat yang maksimal. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olah Raga (Disbudporapar) Wiwiek Widayati.
“Tadi saya sampaikan bahwa Kya-Kya jadi pengembangan wisata kota tua, bagian kecilnya ada di sana itu kita akan coba optimalkan. Sehingga nanti di bulan Agustus kita bisa buka. Sudah bisa tampak perubahan yang sangat luar biasa. Tinggal kami lengkapi dengan pengecatan, mural dan sebagainya. Hari ini proses mural dan pengecatan,” kata Wiwiek bertepatan dengan acara konferensi pers di eks Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Selasa (9/8/2022).
Kya Kya nantinya akan lebih banyak menghibur pengunjung dengan segala daya tariknya. Bagi yang ingin kulineran juga disediakan spot untuk menikmati berbagai makanan lezat, terutama yang bertemakan Tionghoa. Pertunjukan seni dan budaya juga tidak akan luput menjadi agenda Kya Kya.
“Di samping itu, kami juga ada di posisi membuka destinasi yang bisa menjadi penunjang. Destinasi yang bisa menunjang itu antara lain ada rumah keluarga Abu Han,” katanya.
Di dekat Kya Kya terdapat kawasan wisata yang sudah lebih dahulu dibuka. Yaitu wisata sejarah di Jalan Gula dan Jalan Karet. Area ini akan dihubungkan juga ke Kya Kya. “Ketika Kya-Kya dibuka street food, warga bisa berjalan ke Jalan Karet – Jalan Gula. Itu yang coba kita connectingkan,” imbuhnya.
“Nanti ada becak yang bisa melayani rute destinasi wisata di Kya-Kya itu. Jadi, selain street food juga ada kesenian yang kita tampilkan. Misalnya pertunjukan Barongsai, Liang-Liong dan musik ala chinese,” Kata Wiwiek. Next