Laksa merupakan kuliner berbahan mi yang dilengkapi dengan bumbu. Hidangan ini dalam sejarahnya merupakan makanan khas Tionghoa dan Melayu. Belakangan laksa mulai berkembang di Indonesia dan dikenal sebagai makanan khas daerah seperti Bogor dan Jakarta. Selain di daerah itu, ada pula laksa legendaris yang dikenal di Sukabumi, yaitu Laksa Pak Idrus. Berikut ulasan selengkapanya.
Baca juga : Ledre Pisang, Kuliner Khas Solo yang Konon Sudah Ada Sejak 1984
1. Sejak 1959
Pak Idrus mengaku sudah berjualan Laksa sejak tahun 1959. Ketika itu dia meneruskan usaha ayahnya dan menjajakan Laksa dengan cara keliling. Sampai kini, ia berjualan bersama istri yang setia menemaninya.
2. Habis Sebelum Waktunya Tutup
Pak Idrus berjualan laksa mulai pukul 10.00 sampai 16,00 WIB. Selama itu, tempatnya berjualan selalu ramai oleh pengunjung. Tidak jarang jualannya habis sebelum waktunya tutup. Hal ini karena Pak Idrus bersama istrinya seringkali tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan yang terlampau banyak karena keterbatasan tenaga.
3. Laksa Pemuda
Pak Idrus kini usianya sudah sekitar 70 tahun. Banyak juga yang menyebutnya Laksa Pemuda karena lokasinya berjualan di pinggir Jalan Pemuda Nomor 1 atau di seberang Kantor Kecamatan Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat. Tempatnya berjualan tidak memiliki nama, pelanggannya memberikan julukan sendiri.
4. Ada Oncomnya
Yang membuat Laksa Pak Idrus berbeda dengan laksa lain karena ada oncomnya. Selain oncom, ada ketupat, tahu kuning, bihun dan tauge disajikan dalam kuah kuning laksa yang khas. Ditambah lagi di atasnya kerupuk dan bawang goreng. Beragam bahan ini menjadikan rasa laksa legit dan gurih. Apalagi ditambah dengan pulennya ketupat dan lembutnya tahu kuning. Selain itu wanginya kemangi semakin menyempurnakan sajian laksa.
5.Harganya Murah
Pak Idrus menjual seharga Rp7.000 per porsi. Harga yang murah dibandingkan dengan rasanya yang lezat. Pak Idrus tidak berniat menaikkan harganya, padahal kalau laksa buatannya dijual dengan harga lebih tinggi sekalipun masih akan tetap diminati karena rasanya yang khas. Bandingkan saja dengan laksa-laksa lain yang dijual dengan harga berkisar Rp10.000 sampai Rp16.000.
6. Ramah Melayani Pelanggan
Selain rasa laksanya yang lezat, keramahan Pak Idrus dalam melayani pelanggannya menjadi salah satu alasan dagangannya ramai oleh pelanggan. Ia bersama istrinya tidak pernah luput untuk selalu tersenyum dan berucap ramah ketika melayani pelanggannya. Belum lagi hidangan yang lezat tidak saja karena olahan bumbunya yang tepat, tetapi juga dia memasaknya dengan sepenuh hati.
7. Berjualan di Tempat Sederhana
Pak Idrus bersama istri hanya berbekal sepasang keranjang pikul dan satu meja yang digelar di trotoar Jalan Pemuda I. Setelah berjualan sekian puluh tahun, bukannya tidak mampu membeli perlengkapan berjualan, tetapi karena kesedehanaan sudah melekat dalam laksa yang dijualnya. Apabila tempatnya berjualan mewah atau berpindah, ia khawatir pelanggan akan meninggalkannya karena tidak khas lagi.
Bagaimana menggiurkan bukan, Laksa Pak Idrus? Kalau sedang berkunjung ke Sukabumi kamu bisa mampir dan mencicipinya. Next