Kabar duka datang dari Palembang. Musibah baru saja terjadi di sekitar Jembatan Ampera, salah satu kawasan wisata populer di Bumi Sriwijaya. Kejadian ini tengah jadi pembicaraan hangat di media sosial dan dunia maya.
Baca juga : Old but Gold, Keindahan Pantai Banyu Tibo Pacitan yang Eksotik
Menurut beberapa sumber, telah terjadi ledakan di bagian bawah Jembatan Ampera. Peristiwa memilukan ini disebut memakan korban jiwa dan membuat arus lalu lintas terputus. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Berikut Travelingyuk berikan penjelasannya.
Ledakan Kapal
Kamis (20/12), suasana di sekitar Jembatan Ampera ramai seperti biasanya. Kendaraan lalu motor lalu lalang melintasi Sungai Musi, demikian pula dengan deretan kapal di bagian bawah jembatan. Banyak warga pun asyik menikmati suasana sore sembari menanti matahari terbenam.
Namun mendadak terdengar suara ledakan cukup keras. Menurut laporan yang diturunkan oleh Kompas.com, bunyi menakutkan tersebut berasal dari sebuah Kapal Jukung. Perahu ber-merk Jasa Mulya tersebut sebelumnya sedang membeli BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bunker Terapung.
Hingga tulisan ini diterbitkan, masih belum diketahui pasti apa penyebab ledakan tersebut. Namun petugas kepolisian setempat sudah berjanji bakal segera melakukan investigasi menyeluruh terkait kejadian ini.
Memakan 11 Korban Jiwa
Meledaknya Kapal Jukung di bawah Jembatan Ampera tak hanya menimbulkan kerugian materi, namun juga jiwa. Berdasarkan data Detik.com, hingga saat ini tercatat sudah ada 11 korban jiwa. Satu di antaranya adalah seorang bocah berusia empat tahun.
Selain penumpang dari kapal jukung Jasa Mulya yang meledak, korban juga berasal dari kapal penumpang Kapal Jukung lain yang ikut mengantre untuk mengisi BBM. Semuanya tercatat berdomisili di Palembang dan Banyuasin.
Wisata Jembatan Ampera
Jembatan Ampera termasuk salah satu kawasan wisata populer di Palembang. Pelancong biasanya berfoto-foto dengan latar belakang struktur masif yang diresmikan pada 1965 ini. Dulunya bagian bawah jembatan ini bisa diangkat agar kapal besar bisa melewati bagian bawahnya, namun keseluruhan proses memakan waktu kurang lebih 30 menit.
Tak hanya berfoto-foto, pengunjung juga kerap duduk santai di sekitar Ampera untuk menikmati nuansa asri Sungai Musi. Selain menanti matahari terbenam, traveler juga bisa mengamati lalu lintas kapal.
Perahu Tradisional Nusantara
Kapal Jukung sendiri adalah sebutan untuk perahu tradisional khas Nusantara. Kapal ini bisa ditemukan di beberapa daerah Indonesia. Selain Palembang, biasanya juga digunakan di Kalimantan, Bali, dan beberapa daerah di Jawa.
Ciri khas perahu Jukung ada pada teknik pembuatannya. Rongga kayu bulat dibakar terlebih dahulu sebelum dibentuk menjadi jukung. Di Bali, arak-arakan perahu Jakung sempat meramaikan Festival Sanur Village pada 2017 silam. Next