Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat terkenal akan keindahan panorama pantainya. Namun jangan lupa kebudayaannya, seperti kehidupan suku Sasak. Lombok juga memiliki warisan adat budaya yang menarik. Hal ini berkaitan dengan adanya suku Sasak yang masih melestarikan budaya adat dan tradisinya, seperti tradisi Malean Sampi yang ada di Lombok Barat.
Baca juga : Bagaimana Cara Mencegah Virus Corona Masuk ke Tempat Wisata
Mengenal Tradisi Malean Sampi
Malean sampi adalah tradisi balapan sapi yang dilakukan oleh masyarakat lombok, Nusa Tenggara Barat, Budaya Malean Sampi ini biasanya digelar pada areal persawahan yang ada di Kecamatan Lingsar dan Kecamatan Narmada. Dalam bahasa Sasak, Malean Sampi terdiri dari dua suku kata, yaitu Malean yang artinya mengejar dan Sampi yang artinya Sapi. Even ini dilaksanakan dengan para petani dan peternak menggiring sapinya berlari di tengah sawah berlumpur.
Malean Sampi ini diikuti 47 pasang sapi sebagi peserta dari kecamatan Narmada dan Lingsar. Sehari sebelumnya dilakukan karnaval puluhan pasangan Sapi yang turut serta pada even ini. Sapi digiring dari Kantor Desa Selat dan finis di arena lomba. kegiatan ini menjadi salah satu calender of event pariwisata di Lobar.
Dalam kontes Malean Sampi ini, para peserta selain berasal dari petani/peternak, juga berasal dari para saudagar sapi se-Pulau Lombok.
Waktu Pelaksanaan dan Proses
Tradisi malean sampi digelar pada waktu selesai panen padi dan saat mulai menanam padi. Karena pada waktu itu tanah sedang kosong tidak ada tanaman dan terendam air. Sapi yang akan dilombakan terlebih dahulu dihias dan dipercantik dengan sebaik-baiknya agar menarik perhatian penonton.
Hiasan bisa berupa bendera, stiker atau umbul-umbul kecil dan piranti pelengkap lainnya. Sapi yang dikonteskan dalam ajang Malean Sampi biasanya dipilih diambil yang pejantan, tanduknya sudah kelihatan keras, dan sudah dibante atau disuntik. Sistem bante dilakukan agar memudahkan pemilik sapi dalam mengajarkan cara bertanding yang semestinya. Sapi yang dikonteskan disandingkan jadi satu pasar dan ditunggangi oleh joki yang tangguh dan berpengalaman.
Dalam Malean Sampi tidak dikenal istilah menang dan kalah. Namun sapi yang larinya bagus, tak berbelok, maka sapi yang dimaksud akan menjadi incaran para saudagar sapi untuk dibeli dengan harga yang sangat tinggi.
Event Malean Sampi diawali dengan parade, pasangan sapi mengelilingi arena lomba. Para wisatawan dan tamu undangan disuguhi permainan menarik khas Lombok yaitu Peresean. Usai prosesi ini, para tamu undangan tidak terkecuali para wisatawan turut larut dalam acara makan bersama secara ala Sasak yaitu Begibung. Deretan dulang (baki tinggi) diletakkan pantia untuk para wisatawan dan tamu undangan.
Mereka makan bersama-sama ala Sasak sebagai perwujudan krsamaan dan kekompakan masyarakat dengan lauq-pauq tradisional yang cukup sederhana.
Tujuan Tradisi Malean Sapi
Malean Sampi sebagai ajang silaturrahmi antar petani, peternak dan sebagai wujud syukur atas panen padi yang sudah dilakukan, Even ini sekaligus menjadi ajang hiburan masyarakat bahkan menjadi event promosi pariwisata. Sebagai sebuah inovasi desa yang harus tetap ditumbuh kembangkan bagi upaya memajukan pariwisata.
Tradisis ini merupakan sebuah tradisi mengantarkan makanan ke sawah bagi keluarga yang bekerja di sawah. Tradisi ini harus dilestarikan karena merupakan peninggalan orang tua terdahulu. Dan berharap kegiatan ini bisa terekspose seluas-luasnya melalui berbagai media yang ada. Dengan demikian event event tersebut bisa lebih dikenal dari domestik hingga mancanegara. Next