in , ,

Mengunjungi Puncak Langit, Wisata Blitar yang Hits

Saat melihat pemandangan dengan deretan gunung yang tertutup awan tipis kita sering membayangkan betapa indah dan segarnya jika kita berada di tempat tersebut. Keberadaan tempat-tempat yang menyediakan spot dengan puncak tertinggi memang masih sedikit dan terbatas karena lokasinya yang masih sulit untuk dijangkau.

Baca juga : Nuwun Coffee Malang, Cobain Setengah Kopi di Rumah Nenek

Merupakan spot terbaik (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Medan yang berat dan curam serta kondisi cuaca yang dingin menusuk menjadi tantangan tersendiri utuk bisa berada di tempat ini. berikut adalah pengalaman saya yang beruntung bisa berada di salah satu kaki langit di Blitar.

Bangunannya kokoh kok,tenang saja (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Tempat ini saya ketahui secara tidak sengaja ketika hendak beranjak pulang dari tempat wisata yang saya kunjungi. Dan iseng-iseng bertanya kepada pemuda sekitar lokasi wisata lain yang terdekat untuk saya jangkau. Beberapa pemuda setempat memberikan saran Puncak Langit sebagai destinasi yang bisa dituju akan pemandangan terbaiknya dari puncak ketinggian. Saya lansung tertarik karena sudah ¾ perjalanan jika dimulai dari pusat kota Blitar.

Papan petunjuk yang sederhana (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Sepanjang perjalanan saya harus bertanya di beberapa warga sekitar untuk memastikan bahwa sudah berada di jalur yang tepat menuju kesana. Minimnya papan rambu petunjuk lokasi keberadaannya menjadi kendala tersendiri. Saya coba menggunakan bantuan maps juga terkendala sinyal yang lemah, mungkin untuk operator lain tidak karena saya menggunakan
provider si Kuning.

Jalur yang basah dan licin, jadi harus hati-hati (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Bantuan papan petunjuk Puncak Langit hanya berttuliskan pada papan kayu kecil yang kurang jelas terbaca jika melaju terlalu cepat. Kondisi jalan yang terus menanjak sepanjang lebih dari 7km memang menuntut kendaraan harus prima dengan kelokan tajam di antaranya.

Pos masuk area wana wisata (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Ketika sudah mendekati area, pemandangan hijau yang lembab sudah menunjukkan keindahannya.

Awalnya saya meremehkan judul ini (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Begitu melihat pos masuk Puncak Langit dan tempat parkir kendaraan saya sudah merasa sangat lega, dari tempat parkir saya harus berjalan menuju tangga 1000 untuk bisa sampai di spot utama.

Entah setiap berapa tangga saya harus berhenti mengatur nafas (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Dan inilah perjalanan berat sesungguhnya dimulai, 1000 tangga yang mereka tulis serasa benar adanya. Entah berapa kali saya berhenti untuk mengatur nafas dan mengurangi lelah pada betis dan paha karena kemiringan tangga yang lebih dari 45’ menurut saya.

Pondok pantau (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Tangga yang di buat juga sangat sederhana yanng berupa tanah di pangkas bertangga dengan bibir tangga diberi potongan bambu untuk mencegah anak tangga saling berkumpul.  Cuaca yang dingin dan lembab menambah
beratnya perjalanan ini, tapi jika beruntung teman traveler akan mendapati beberapa hewan seperti ayam hutan liardengan bulunya yang berkilau seperti saya ketika sedang beristirahat.

Hampir setengah jam dan akhirnya saya melihat pos istirahat yang sangat melegakan, dan tidak lama saya sudah mendapati titik tertinggi dari tempat ini. pos yang di bangun semuanya menggunakan bahan tidak mudah karat dan terlihat bersih, di beberapa titik juga terpasanga spot selfie denga tema media sosial yang berlatar belakang peguunungan.

Spot yang kekinian (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Tiba di area utama ketika melihat tulisan Puncak Langit berlatar belakang pemandangan gunung yang tertutup awan tipis sungguh sangat menawan. Terdapat juga spot foto bertema separuh perahu serta simbol cinta yang dibuat di bibir puncak berlatar pemandangan hijau ini. rasanya sangat mendebarkan sobat traveler ketika saya mencoba berdiri di spot-spot tersebut.

Cantik bukan (c) Mei Indriani/Travelingyuk

Saran dari saya usahakan datang saat kondisi cerah agar dapat melihat beberapa kota di sekitar gunung dan hindari saat musim penghujan karena jalurnya sangat licin dan saya sudah merasakannya. Di titik ini kita akan merasa sangat kerdil dan penuh syukur saat melihat ciptaan Tuhan yang begitu menakjubkan ini. jika teman traveler ingin merasakan seolah memegang awan, pastikan datang ketempat ini menggunakan bajun yang tepat dan tidak sendirian untuk menjaga dan menguatkan ketika menaiki tangga penghancur nafas ini. Selamat memegang awan.       Next

ramadan
Kafe di Blitar

Kafe di Pedalaman Blitar yang Milenial Banget

Catat! 9 Destinasi di Belitung Yang Wajib Kamu Kunjungi